Foto-foto diambil dari Departemen Kepolisian Taipei.
Pekerja migran kaburan asal Vietnam dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi ketika pacarnya sedang dipijat.
Pada tanggal 9 September, wanita dan pacarnya pergi ke spa di Jalan Kaifeng Kota Taipei untuk pijat. Menurut media lokal, wanita itu kemudian diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang tukang pijat pria asal Vietnam, tanpa sepengetahuan pacarnya, yang saat itu menerima pijatan. Sang pacar diperkosa oleh TKA tersebut dibalik tirai, ketika sedang menunggu pacarnya pijat.
Wanita itu tiba di ruang pijat dengan pacarnya padapukul 22.00. Tersangka membawa wanita itu ke tempat tidur di kompartemen terpisah dari pacarnya dan menutup tirai.
Setengah jalan saat dipijat, tersangka memaksa wanita itu untuk melakukan hubungan seksual dengannya, ujar laporan UDN. Pada saat serangan terjadi, wanita itu tidak berteriak minta tolong dan tidak memberi tahu pacarnya sampai hari berikutnya, ujar laporan Liberty Times.
Nguyen (kanan) melangkah ke area tertutup. (Gambar Departemen Kepolisian Taipei).
Dia kemudian mengajukan pengaduan pidana dengan polisi dan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan lukanya. Dari rumah sakit, ia kemudian pergi ke Divisi Perlindungan Wanita dan Anak-anak dari Departemen Kepolisian Taipei untuk mengisi laporan.
Menurut penyelidikan awal polisi, tersangka adalah seorang perempuan berusia 31 tahun. Sang pemerkosa Nguyen datang ke Taiwan pada 2014 sebagai pekerja migran tetapi melarikan diri dari majikannya pada tahun 2017.
Polisi menemukan bahwa Nguyen baru-baru ini bekerja di panti pijat saat menggunakan kartu ID pria Taiwan. Selama pemeriksaan polisi, Nguyen mengklaim bahwa tindakan seksual yang dilakukannya dengan wanita itu adalah kesepakatan.
Nguyen (kanan) keluar dari area tertutup. (Gambar Departemen Kepolisian Taipei).
Namun, setelah pemeriksaan polisi, jaksa meminta agar Nguyen ditahan karena tuduhan hubungan seksual paksa dan memberitahukan pada Badan Imigrasi Nasional (NIA) mengenai statusnya. Seorang perwira polisi bermarga Wu (吳), yang telah menangani banyak kasus serupa, mengatakan bahwa banyak korban perempuan tidak dapat berteriak minta tolong karena teror mendadak dan dapat dikalahkan oleh tukang pijat laki-laki, yang sering memiliki lengan yang sangat kuat.
Wu menyarankan jika wanita ingin menerima pijatan, mereka harus memilih pemijat wanita dan pergi bersama teman-teman. Selain itu, jika ada sesuatu yang keliru, Wu menyarankan segera memberi tahu ahli terapi pijat untuk menghentikan perilakunya dan mengakhiri sesi pemijatan jika perlu.