Foto diambil dari Merck’s website.
Taiwan akan segera menandatangani kontrak untuk membeli obat molnupiravir, yang menurut pembuatnya secara signifikan mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat COVID-19, ujar Menteri Kesehatan Chen Shih-chung (陈时中).
Chen, yang mengepalai Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC), mengatakan dalam sidang legislatif bahwa molnupiravir adalah obat antivirus oral eksperimental yang dikembangkan untuk mengobati influenza dan telah terbukti sangat efektif melawan COVID-19.
Pada jumpa pers di kemudian hari, juru bicara CECC Chuang Jen-hsiang (庄人祥) mengatakan ,obat tersebut yang dikembangkan oleh Merck & Co. bekerja sama dengan Ridgeback Biotherapeutics, akan digunakan di Taiwan terutama untuk mengobati pasien dengan COVID ringan hingga sedang.
Pasien dengan COVID-19 ringan hingga sedang bahkan mungkin diizinkan untuk minum obat dan karantina di rumah.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada 1 Oktober, Merck mengatakan uji coba fase 3 molnupiravir menunjukkan bahwa itu mengurangi risiko rawat inap dan kematian sekitar 50 persen pada pasien COVID-19 dewasa.
Merck telah mengajukan aplikasi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk otorisasi penggunaan darurat (EUA) pil tersebut.
Karena Taiwan sedang dalam proses menandatangani kesepakatan pengadaan dengan Merck, Taiwan akan dapat segera memperoleh obat antivirus, jika FDA memberikan EUA pada akhir November.