Foto ilustrasi diambil dari Taiwan News.
Menurut survei dari perusahaan dry cleaning dan binatu London, Zipjet, Taipei berada di peringkat ke-61 kota paling stres di antara 150 kota di seluruh dunia. Zipjet menerbitkan survei Global Least dan Most Stressful Cities Ranking, dengan memeriksa keseluruhan kesehatan mental sebuah kota dan mempertimbangkan semua tekanan yang mempengaruhi faktor-faktor terkait dengan empat sektor seperti kebisingan kota, polusi, keuangan dan kehidupan masyarakat.
Adapun hal yang diuji melalui 4 faktor ini termasuk kepadatan, polusi, daya beli, pengangguran, ruang hijau, keamanan, lalu lintas, dan lain-lain.
Skor masing-masing kota ditentukan 1 sampai 10, sedangkan skor rendah menunjukkan tingkat stres yang rendah.
Taipei berada di peringkat 61 dengan skor 4,65, dibawah tekanan dari Singapura dan di antara kota-kota Asia lainnya dan diikuti oleh Jepang, Brunei, China, Vietnam dan Kamboja dimana paling sedikit sekitar 100 kota yang penuh tekanan di Asia.
Taipei mendapat skor rendah pada faktor penyebab stres seperti transportasi umum, persepsi keamanan, kesehatan fisik pada masyarakat dan daya beli keluarga, yang mewakili jumlah stres yang kurang.
Namun, tingginya tingkat keamanan sosial menunjukkan bahwa Taipei menghadapi ancaman kuat dari ketidakstabilan sosial, yang mengakibatkan kota tersebut penuh tekanan. Selain itu, kepadatan kota, ruang hijau dan jam sinar matahari di Taipei juga pada tingkat tinggi.
Adapun 10 kota paling penuh tekanan di seluruh dunia adalah kota-kota Eropa dimana empat kota tersebut berada di Jerman.
Perlu dicatat bahwa Baghdad Irak, Kabul dari Afghanistan dan Lagos di Nigeria adalah kota yang paling penuh tekanan. Faktor-faktor seperti keamanan, polusi udara, pengangguran dan hutang per kapita di tiga negara tersebut menjadikannya mempunyai tingkat stres yang tinggi. Kesehatan mental, kesehatan fisik dan kesetaraan gender serta status masyarakat merupakan faktor penyebab tiga kota tersebut juga menjadi kota yang paling stres di dunia.