Foto CEO rumah sakit umum FORMOSA SOS Lu Lihua diambil dari Apple Daily.
Seperti yang dilaporkan dari Apple Daily, CEO rumah sakit umum FORMOSA SOS Lu Lihua mengusulkan kepada pemerintah Taiwan untuk menambahkan dalam peraturan tenaga kerja bagi buruh migran dengan memberikan fasilitas kesehatan yang diperlukan seperti perawatan medis pada angkutan udara serta perawatan lain yang lebih intensif untuk mengobati buruh migran yang sakit.
Ia mengatakan, selama ini jika ada buruh migran yang sakit dan memerlukan biaya lebih serta perawatan intensif dan fasilitas kesehatan seperti ambulan udara dan lain sebagainya hanya didapat dari dana peduli masyarakat atau sumbangan kepedulian warga.
Ia menilai jika untuk meningkatkan hak asasi manusia, pemerintah harus membangun sistem yang memungkinkan bahwa pekerja migran yang datang ke Taiwan tidak ada kekhawatiran. Jumlah TKA di Taiwan ada sekitar 600.000 pekerja asing, yang paling banyak dari Indonesia, diikuti Vietnam, Filipina dan Thailand.
Departemen Luar Negeri AS pernah mengumumkan laporan pada bulan Maret tahun ini mengenai isu hak asasi manusia di Taiwan yang mengeksploitasi pekerja asing, seperti kekerasan dalam rumah tangga dan pengitimidasian pekerja asing untuk dipulangkan. Ditambah dengan laporan agensi di Taiwan yang melakukan eksploitasi terhadap pekerja dan mendominasi pekerja asing untuk meraup keuntungan. Hal tersebut adalah isu utama yang disorot Departemen Luar Negeri Amerika.