Foto diambil dari Apple Daily.
Pasar grosir buah dan sayuran di Wanhua District Taipei adalah pasar terbesar buah dan sayuran di Taiwan. Sekitar 1.700 ton bahan makanan diperjualbelikan setiap hari, jumlahnya kira-kira sepertiga dari semua perdagangan grosir buah dan sayuran di Taiwan setiap hari.
Apple Daily melaporkan beberapa waktu lalu jika ada sekitar 35 ton bahan makanan sisa terjual saat dibuang di tempat pengumpulan sampah di dalam pasar dipungut kembali untuk dijual. Seorang wartawan dari tabloid Apple Daily menemukan bahwa setiap pagi banyak orang pergi ke pusat pembuangan sampah dan mengambil sisa bahan makanan yang dibuang. Pengemudi truk dari perusahaan yang bertanggung jawab atas tempat pengumpulan sampah pura-pura menutup mata tidak peduli dengan keadaan tersebut bahkan beberapa dari mereka pun membantu pemulung untuk memungut sampah makanan yang masih bisa dipergunakan.
Banyak orang memilah sampah seolah-olah mereka sedang mencari harta karun, sementara truk sampah terus membongkar tumpukan sayuran yang bercampur cairan air hitam dan mengeluarkan bau sangat menyengat. Truk sampah bahkan menghancurkan sampah tersebut, namun pengais sampah tampaknya tidak berpikir mengenai bahaya kesehatan dan terus mengisi kantong plastik mereka dengan sisa-sisa sampah makanan yang masih bisa dipergunakan.
Apa yang terjadi pada buah dan sayuran yang diambil oleh orang-orang ini? Apple Daily menuliskan kemungkinan itu disediakan untuk dijual lagi di piring Anda, karena beberapa pemulung telah berubah menjadi pemilik restoran.
Salah satu dari mereka menjalankan sebuah restoran hotpot disebut Hanji Xiaohuoguo. Setiap pagi sekitar pukul 6 pagi dia mengumpulkan sisa makanan dan kembali ke tokonya. Dia, suaminya dan salah seorang putrinya kemudian membersihkan sayuran tersebut dan memasak sayuran kemudian menyajikan makanan tersebut kepada pelanggan mereka, termasuk banyak pelajar yang makan di sana karena harga murah.
Wartawan pun memberitahu pihak berwenang, dan pejabat pemerintahan kota pun pergi untuk memeriksa toko tersebut. Pemilik mengaku menggunakan sayuran dibuang. Setelah pejabat kota telah meninggalkan tempatnya, ia membantah melakukan kesalahan ketika ditanya oleh wartawan. Putri mereka pun berteriak dan mengacungkan pisau tetap bersikeras untuk memasak dengan alasan hanya membantu orang mengumpulkan sampah.
Anaknya yang juga mengambil limbah dari pasar dengan ibunya, memiliki toko makanan kecil di dalam stasiun MRT. Mereka didenda NT$ 60.000 oleh otoritas setempat tapi rupanya restoran mereka tidak ditutup. Restoran lain seperti Bamian Linglong bahkan tidak memiliki izin usaha.
TVBS melaporkan bahwa penggunaan kembali limbah makanan terjadi di restoran lain dan warung makan juga. Seorang wanita yang mengumpulkan buah dan sayuran yang dibuang juga mengatakan ada yang menjualnya di restoran makanan dekat Shuanghe Market. “Mereka (pedagang) semua mendapatkan makanan mereka dari sini, bahkan pemilik restoran ‘king pork chop’” ujar pemulung yang menjual sampah pada mereka.
Begitu tersiar kabar mengenai malpraktek ini, masyarakat pun mengkritiknya. Mereka protes, untuk makanan seharga NT$ 110 adalah makanan yang tidak murah, ternyata juga beresiko terlibat kasus malpraktik tersebut. Dokter pun memperingatkan bahwa makan sayuran yang dibuang dapat menyebabkan gastroenteritis (peradangan di usus halus dan lambung) atau lebih dikenal dengan flu perut dengan gejala, mual, dehidrasi, kekurangan energi, sakit perut dan diare.
Pihak berwenang berjanji untuk menindak toko yang menjual limbah makanan. Departemen Kesehatan Kota Taipei berjanji untuk melaksanakan inspeksi dan menginstal kamera keamanan yang lebih. Perusahaan yang bertugas dalam penanganan sampah juga bertanggung jawab dengan hasil pembuangan yang dijual.