Foto ilustrasi diambil dari pixabay/ Taiwan News.
Pengadilan tertinggi Taiwan memutuskan pada hari Selasa kemarin untuk mendukung seorang wanita Taiwan yang menuntut anaknya untuk mendapatkan dukungan finansial dengan alasan bahwa dia telah menandatangani sebuah perjanjian dengan anaknya mengenai dukungan finansial 20 tahun yang lalu.
Putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan bahwa wanita yang bermarga Lou (羅) bersikeras bahwa dia telah berhutang lebih dari NT $ 20 juta sendirian membesarkan dua anaknya yang masih muda dan membayar pendidikan mereka sejak dia menceraikan suaminya. Wanita tersebut khawatir jika anak-anaknya nanti tidak memenuhi kewajiban mereka untuk merawatnya, dia menandatangani sebuah kesepakatan dengan anak-anaknya mengenai bagaimana dukungan tersebut harus dibayar, sesuai dengan dokumen pengadilan.
Menurut kesepakatan tersebut, Lou mendaftarkan dua putranya, setelah anak laki-laki menjadi dokter gigi, mereka harus membayar 60 persen dari laba bersih ibu mereka dari praktik gigi mereka sampai bulan Juni sampai jumlah pembayaran mencapai NT $ 50,12 juta. Lou mengatakan bahwa putra keduanya yang bermarga Chu (朱) memiliki klinik gigi sendiri, dan pendapatan bulanannya rata-rata lebih dari NT $ 2,5 juta, jadi dia memintanya untuk membayar NT $ 25 juta untuk mendapatkan dukungan yang masih harus dibayar sebagaimana diatur dalam perjanjian tersebut, sesuai dengan keputusan pengadilan.
Namun, Chu bersikeras bahwa ketika dia menandatangani kesepakatan tersebut, dia baru berusia 20 tahun dan bahwa kesepakatan yang menetapkan bahwa dia harus membayar kembali pengeluaran yang dikeluarkan ibunya untuk membesarkan mereka dan juga uang tambahan untuk waktu yang dia habiskan dan usaha yang dia lakukan, adalah penyimpangan sosial dan dianggap tidak benar.
Mahkamah Agung menyatakan bahwa undang-undang perdata mengizinkan orang-orang yang terlibat untuk menandatangani perjanjian pembayaran bantuan keuangan, sesuai kesepakatan. Pengadilan juga mengatakan bahwa Chu telah mencapai usia dewasa saat dia menandatangani kesepakatan tersebut.
Pengadilan tersebut memutuskan bahwa sang anak dokter gigi yang telah melakukan praktik kedokteran gigi sejak tahun 2003, harus menghormati perjanjian tersebut dan membayar uang jaminan ibunya sebesar NT $ 22,33 juta.