Foto Kaohsiung international custom counter.
Sebanyak 152 turis Vietnam telah hilang melarikan diri dari grup tour mereka. Badan Imigrasi Nasional atau National Immigration Agency (NIA) Taiwan telah memburu para turis yang melarikan diri tersebut.
Tim khusus NIA telah mulai mencari 152 turis Vietnam yang hilang setelah diketahui bahwa mereka telah hilang dari empat grup wisata yang mereka datangi ke Taiwan. Hal tersebut merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah Taiwan dimana grup wisata melarikan diri. Visa Peraturan untuk turis yang diubah pada tahun 2015, diyakini oleh pihak berwenang telah disalahgunakan sebagai kasus perdagangan manusia.
Agensi yang mengelola kelompok wisata, ETholiday (東 森 旅遊), mengatakan telah menerima empat kelompok yang terdiri dari 153 wisatawan Vietnam dari 21 Desember hingga 23 Desember. Hingga kemarin, 152 telah menghilang dari kelompok, sehingga hanya satu pemandu wisata yang bertanggung jawab untuk mencarinya.
Biro Pariwisata mengatakan situasi tersebut sangat serius dan telah memberi tahu Biro Urusan Konsuler Kementerian Luar Negeri, yang telah membatalkan visa 152 turis yang hilang dan membatalkan aplikasi dari 182 turis Vietnam lainnya yang telah dijadwalkan untuk berkunjung.
NIA telah membuat tim operasi khusus di Kaohsiung yang berkoordinasi dengan polisi setempat untuk melacak para wisatawan yang hilang. Setelah turis Vietnam ditangkap, mereka akan dideportasi dan tidak akan diizinkan kembali ke Taiwan untuk waktu yang lama.
Menurut ETholiday, awal kejadiannya, keempat kelompok tiba di Bandara Internasional Kaohsiung, mereka dijemput oleh orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan kelompok wisata. Agen wisata menambahkan bahwa pemimpin kelompok wisata tidak dapat menghentikan mereka untuk pergi, tidak tahu sebelumnya bahwa para wisatawan berencana untuk kabur melarikan diri dari grupnya, dan segera memberi tahu Biro Pariwisata.
Pihak NIA menunjukkan bahwa pelarian sekelompok 152 turis secara massal dari kelompok wisata mereka pasti sudah direncanakan di negara asal mereka. Berdasarkan pengalaman masa lalu, agen NIA mengatakan para wisatawan pria kemungkinan akan bekerja secara ilegal di pabrik-pabrik Taiwan, sementara para wanita itu mungkin akan terlibat dalam pelacuran.
Sejak peluncuran program visa khusus, yang mencakup prosedur visa yang disederhanakan, diperkirakan total 150 pengunjung menghilang, tetapi kali ini, 152 wisatawan dari Vietnam hilang dalam sekali jalan. Di bawah program tersebut, para pengunjung tidak perlu memberikan bukti financial atau keuangan.