Foto: Sebanyak 74 PMI Taiwan peserta Pelatihan Exit Program sumber BNP2TKI.
Sebanyak 74 PMI tampak antusias dalam menghadiri sesi terakhir Exit Program Tahap Dua 2018 yang diselenggarakan di Kampus NTNU (National Taiwan Normal University) di Taipei, dengan materi kewirausahaan yakni Manajemen Usaha. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara KDEI Taipei, GWO dan pihak Cook 168 Course Institute.
Pelatihan ini dimulai 29 Oktober 2018 lalu dengan keterampilan memasak Steak Ayam Goreng (Ji Pai) ala Taiwan dan Korea. Dilanjutkan dengan Pelatihan Tata Cara Ekspor dan Memulai Bisnis Waralaba serta diakhiri dengan Manajemen Wirausaha Steak Ayam Goreng (Ji Pai) sekaligus penutupan (25 November).
Sambutan Bapak Farid, selaku Analis Bidang Ketenagakerjaan KDEI Taipei dijelaskan bahwa tujuan utama pelaksanaan exit program ini adalah guna membekali PMI dengan program-program yang bermanfaat dan bisa digunakan ketika meninggalkan Taiwan kelak.
Para instruktur yang juga pelaku bisnis di bidang makanan di Taiwan dalam paparannya turut memotivasi dan membangkitkan semangat para peserta untuk memulai berwirausaha. Dijelaskannya bahwa untuk bisa menjadi seorang pelaku wirausaha pemula, diperlukan keberanian untuk memulai dan jangan takut gagal.
Dalam memulai usaha diperlukan tekad yang kuat serta perlunya perencanaan usaha yang matang, perlu menyusunbusiness plan (perencanaan usaha) menyangkut perhitungan prospek bisnis, survei, kapan waktu tepat untuk memulai, calon pelanggan, mengetahui kompetitor, strategi marketing (penggunaan media online/offline, teknis menggaet pelanggan serta teknik-teknik lainnya.
Program pelatihan diikuti 74 peserta yang terbagi dalam 3 kelompok pelatihan masing-masing kelompok pertama sebanyak 24 orang serta kelompok kedua dan ketiga masing-masing 25 orang. Pelatihan keterampilan ini berlangsung selama tiga sesi yang dipandu langsung oleh instruktur, professional dan praktisi yang berpengalaman di bidangnya.
Pelaksanaan pelatihan Exit Program diharapkan dapat meningkatkan keahlian khusus PMI, sehingga dapat berwirausaha atau mengisi kesempatan lapangan kerja ketika kembali ke Indonesia. Banyak manfaat dengan program ini antara lain membangkitkan semangat dan menumbuhkan mental berwirausaha, menambah jaringan dan relasi, bergabung dengan komunitas di Indonesia serta fasilitasi Pemberdayaan Terintegrasi sebagaimana yang digalakan oleh BNP2TKI.
Ahmad Durisalba, salah satu PMI berterima kasih atas kesempatan yang telah diberikan. Murdiyanto, PMI lainnya menambahkan bahwa kegiatan seperti ini diharapkan tidak berhenti di sini saja, tapi ada kelanjutannya.
Wiwik, peserta lainnya menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat, selain dapat ilmu cara mengolah makanan PMI juga dapat ilmu cara mulai buka usaha.
Demi mendapat ilmu bekal kemandirian di Indonesia ini, beberapa diantaranya mesti berangkat dari pagi hari sejak shubuh dari Kaohsiung (Taiwan Selatan) menuju Taipei. Serta sebagian lagi rela untuk tidak libur beberapa bulan ke depan demi untuk bisa mengikuti pelatihan tersebut.
Wakil Kepala KDEI Taipei, Siswadi, dalam sambutan penutupan berharap skill bermanfaat yang diperoleh selama pelatihan tersebut nantinya dapat diterapkan, dapat berwirausaha atau mengisi kesempatan lapangan kerja ketika kembali ke Indonesia.
BP3TKI setiap tahun mempunyai paket-paket pelatihan/pemberdayaan PMI Purna, beberapa hasil pemberdayaan sudah ada yang go international, dipajang khusus dalam Trade Expo Indonesia setiap tahun.
Bagi yang finish kontrak dan berniat wirausaha bisa mendapatkan informasi pemantapan/pelatihan melalui BP3TKI. Nanti dapat difasilitasi mulai dari konsultasi usaha, pendampingan untuk memulai usaha bahkan maupun akses ke permodalan dan pemasaran. (Ol)