Foto ilustrasi diambil dari CNA.
Pejabat Taiwan telah mengambil tindakan yang lebih ketat untuk memastikan keamanan pangan setelah residu dioksin yang berlebihan ditemukan pada telur dari tiga peternakan ayam di Kabupaten Changhua.
Dewan Pertanian pada hari Minggu kemarin mengatakan bahwa pihaknya telah memberlakukan pembatasan transportasi unggas dan produk dari tiga peternakan ayam, pemasok telur dari sana yang ditemukan bahwa telornya mengandung residu dioksin yang berlebihan.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan mengumumkan pada hari Jumat lalu bahwa telur dari tiga peternakan tersebut terdeteksi dengan tingkat dioksin yang berlebihan, yaitu sekelompok bahan kimia yang sangat beracun dan berpotensi karsinogenik. Pemerintah pun telah memerintahkan peternakan tersebut untuk segera menangguhkan penjualan dan menarik telur dari Peternakan dan penjualan.
Telur, mengandung konsentrasi dioxin 5,2 pg / g – dua kali lebih banyak dari tingkat yang diizinkan (2,5 pg / g) dalam bahan makanan – diambil sampelnya dari pedagang grosir di Kabupaten Miaoli yang membeli telur dari pedagang yang memasok telur dari tiga Peternakan di kota Fangyuan di Changhua.
Sebanyak 6.785 kilogram telur yang berpotensi terkontaminasi zat tersebut telah dikeluarkan dari rak-rak yang telah digeledah dari 621 toko. FDA mengatakan pada bahwa kini tidak ada lagi telur yang dipermasalahkan ditemukan dalam inspeksi terhadap 67 pedagang besar, toko bahan makanan dan restoran yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Pemeriksaan pun diperluas dengan pengecekan di peternakan ayam di kota lain. Ternyata memang hanya didapati bahwa telur yang bermasalah tersebut berasal dari tiga peternakan dan keempat pedagang distributor tersebut. Mereka pun akhirnya menghadapi denda sebesar NT $ 30.000-NT $ 3 juta karena melanggar Undang-Undang yang Mengatur Keamanan dan Sanitasi Pangan.