Foto diambil dari CNA.
Pertemuan Departemen Tenaga Kerja atau Ministry of Labor (MOL) pada Selasa kemarin (26/7) untuk penyesuaian upah minimum bagi buruh berakhir tanpa keputusan jelas mengenai isu tersebut dikarenakan semua perwakilan majikan tidak hadir.
Seperti yang dilaporkan CNA, pihak kementerian memutuskan untuk bertemu lagi pada akhir September nanti untuk membahas masalah tersebut. Wakil Menteri Tenaga Kerja, Liau Huei-fang (廖蕙芳) mengatakan pihaknya akan memberi tahu kepada semua perwakilan majikan kesempatan kedua dan jika mereka tidak hadir pada pertemuan berikutnya, pihaknya tidak akan menunggu mereka untuk memberikan kesempatan mengutarakan opini mereka terkait keputusan yang akan diputuskan.
Pertemuan berikutnya akan dilanjutkan seperti yang direncanakan selama jumlah peserta mencapai jumlah kesepakatan. Keputusan tersebut nantinya mengenai apakah akan menaikkan upah minimum bulanan dan upah part time buruh per jam, meski tanpa kehadiran perwakilan majikan, kata Liau.
Kementerian akan memperkuat komunikasi dengan pengusaha mengenai masalah ini dan mendesak mereka untuk memastikan agar menghadiri pertemuan berikutnya. Pertemuan Selasa kemarin awalnya dijadwalkan untuk membahas kenaikan upah minimum per jam dari NT $ 120 (US $ 3,74) menjadi NT $ 126. Para wakil majikan, banyak yang menolak hal tersebut sehingga menolak untuk hadir.
Serikat Pekerja menginginkan bahwa upah minimum bulanan harus ditingkatkan dari NT $ 20.008 menjadi NT $ 26,000, dan upah minimum part time per jam juga harus ditingkatkan dari NT $ 120 menjadi NT $ 164.
Sementara itu, Lin Por-fong (林柏豐), Ketua Asosiasi Nasional Perindustrian dan Perdagangan Taiwan mengatakan kepada wartawan bahwa pengusaha telah mendengar dan menyadari pendapat dari kelompok buruh, namun memaksakan pengusaha untuk menaikan sejumlah rate tersebut mereka tidak bisa sembarangan karena mereka juga harus memperhitungkan segala sesuatunya.