Foto diambil dari CNA.
Seorang pengunjung dari China didenda NT $ 200.000 (US $ 6.482) setelah kedapatan membawa muffin isi daging babi ke Taiwan di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan (TTIA) Rabu kemarin.
Seorang warga China yang bermarga Shen, tiba di bandara setelah penerbangan pukul 11:50 pagi dari Ningbo di provinsi Zhejiang China timur yang membawa 0,6 kilogram muffin isi babi yang diolah, sebuah apel dan jeruk.
Produk daging olahan dan buah ditemukan oleh petugas bea cukai di tas tangan Shen, dan ia tidak membuat laporan deklarasi pada saat kedatangan dan langsung menuju jalur bea cukai “Nothing to Declare”.
Shen mendapat denda NT $ 200.000 dari Biro Inspeksi dan Karantina Kesehatan Hewan dan Tanaman (BAPHIQ) karena melanggar aturan untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Hewan Menular.
Petugas bea cukai mengatakan wisatawan lain didenda dalam jumlah yang sama sehari sebelumnya karena mencoba membawa pai babi, sosis babi, dan daging bebek.
Menurut BAPHIQ, total 54 orang didenda karena membawa produk daging dari tanggal 18-25 Desember, 13 di antaranya didenda NT $ 200.000.
Denda adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mencegah demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) mencapai Taiwan pada saat epidemi menyebar cepat di Cina. Pihak berwenang mengatakan jika ASF akan mencapai Taiwan, itu bisa menghancurkan industri peternakan babi Taiwan.
Perdana Menteri Lai Ching-te (賴清德) mengatakan pada hari Rabu bahwa jika ASF menyebar ke Taiwan akan sangat merusak industri NT $ 70-80 miliar serta pasar dan industri terkait yang diperkirakan bernilai sekitar NT $ 200 miliar.
Untuk itu, Lai meminta semua pemerintah kabupaten dan kota untuk mendirikan pusat kesehatan jika terjadi epidemi untuk menangani situasi tersebut.
Perdana menteri juga meminta bandara dan pelabuhan Taiwan untuk meningkatkan pengumuman yang memberi tahu penumpang agar tidak membawa daging yang berpotensi terinfeksi ASF ke Taiwan.