Foto diambil dari CNA.
Para pekerja kereta api mengancam untuk mogok kerja saat hari libur nanti kecuali pemerintah bertindak untuk menegakkan jam kerja yang adil, penentuan hari libur dan upah lembur yang mencukupi. Dipimpin oleh Serikat Kereta Api Taiwan yang baru didirikan, lebih dari 300 pekerja protes di luar Kementerian Perhubungan pada hari Selasa kemarin (6/9).
Mereka menyatakan bahwa layanan kereta api saat ini dilanda perselisihan perburuhan dan kekurangan staf untuk jangka panjang. Untuk itu mereka menyerukan agar Administrasi Kereta Api negara milik Taiwan untuk segera meningkatkan perekrutan dan memperbaiki kondisi kerja.
Secara khusus, para demonstran mengatakan bahwa para pekerja kereta api ini tidak diberi waktu istirahat yang cukup atau upah lembur yang sesuai sebagaimana diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan.
Karyawan setiap harinya bekerja saat shift siang pukul 7:30 hingga pukul 19:30, 24 jam kemudian, memulai shift malam pukul 19:30-07:30. Para demonstran berpendapat bahwa jadwal kerja yang padat membuat mereka harus berada di stasiun kereta api setiap harinya.
Para demonstran juga mengatakan bahwa mereka hanya diberi uang lembur 1,8 jam setelah bekerja ekstra 4 jam per shift.
Kepala serikat pekerja, Wang Chieh mengatakan bahwa cara pengaturan administrasi kepegawaian yang tepat bisa mencegah kelelahan pekerja dan insiden serius lainnya termasuk kematian.
Dia mengingatkan sebuah kejadian tragis pada bulan Agustus lalu dimana dua pekerja yang dikirim untuk memperbaiki pekerjaan, ternyata tewas karena kecelakaan kerja karena ditabrak kereta. Seharusnya ada orang ketiga yang mengawasi dan menginformasikan agar kereta tidak datang selama trek jalur kereta diperbaiki.
Serikat tersebut pun akan mengancam untuk mogok massal selama empat hari Mid-Autumn Festival pekan depan.
Menanggapi jadwal kerja yang kontroversial, Kepala Dinas Perhubungan Chang Jing-Song mengatakan bahwa pejabat TRA telah mengatur untuk bertemu dengan perwakilan karyawan pada tanggal 10 September nanti untuk membahas masalah tersebut dan memusyawarahkan solusinya. Namun, Chang mengatakan tidak tahu akan keputusan apakah TRA akan ikut andil dalam pembicaraan tersebut dengan perwakilan serikat.
Serikat pekerja api Taiwan baru dibentuk bulan lalu, pecahan dari serikat yang lama yaitu Persatuan Tenaga Kerja Kereta Api. Perserikatan yang lama sebelumnya dikritik karena telah gagal untuk memberikan contoh yang benar pada perwakilan karyawannya.