Gambar diambil dari http://www.escape2taiwan.com, http://www.terragalleria.com
IS mania, siapa yang sudah pernah naik THSR? Kereta super cepat yang kalau kita naik serasa dibawa terbang di atas rel? Sudahkah sobat tahu kalau ternyata kecepatan THSR bisa mencapai 300 km/jam? Ini setara dengan menempuh Jakarta-Surabaya dalam waktu 2,5 jam. Wow! Dan tahukah sobat IS jika di Indonesia ada wacana untuk membangun kereta semacam ini? Untuk lebih lengkapnya yuk kita simak sama-sama di IS Pedia kali ini.
Sekilas Tentang THSR
Taiwan High Speed Rail (disingkat THSR atau HSR) adalah jalur rel kecepatan tinggi yang memiliki lintasan sekitar 345 km (214 mil) di sepanjang pantai barat Taiwan, dari Taipei ke kota Kaohsiung.
Dengan proses pembangunan dikelola oleh perusahaan swasta, Taiwan High Speed Rail Corporation (THSRC), yang juga mengelola pembangunan rel, total biaya proyek ini adalah US $ 18 miliar. Pada saat dibangun, kereta THSR ini adalah salah satu konstruksi rel terbesar di dunia yang dibiayai oleh swasta. Sistem kereta ini terutama merujuk pada teknologi Shinkansen Jepang.
Jalur THSR dibuka untuk melayani umum pada tanggal 5 Januari 2007, dengan kereta berjalan pada kecepatan tertinggi 300 km/jam (186 mph), yang berarti Taipei ke Zuoying dapat ditempuh hanya dalam waktu 96 menit, setara dengan menempuh Jakarta-Surabaya dalam waktu 2,5 jam. THSR juga mampu menjangkau hampir 90% dari populasi Taiwan. Sebagian besar stasiun THSR memang berada di luar kota besar, namun, berbagai pilihan transfer, seperti bus antar-jemput gratis, kereta api konvensional, dan metro telah dibangun untuk memfasilitasi koneksi transportasi.
Secara statistik, jumlah penumpang THSR tumbuh dari kurang dari 40.000 penumpang per hari dalam beberapa bulan pertama operasi hingga ke lebih dari 129.000 penumpang per hari pada bulan Juni 2013. THSR mendapat 100 juta penumpang pada bulan Agustus 2010 dan lebih dari 200 juta penumpang telah naik THSR pada Desember 2012.
Pada tahun-tahun awal operasi, perusahaan THSR menumpuk hutang karena biaya depresiasi (penurunan aset) serta bunga yang tinggi, sebagian besar disebabkan oleh struktur keuangan yang diatur untuk perusahaan swasta. Pada tahun 2009, THSR bernegosiasi dengan pemerintah untuk mengubah metode pembayaran hutang tersebut. Pada saat yang sama, pemerintah juga mulai membantu pembiayaan kembali pinjaman THSR untuk membantu perusahaan tersebut sehingga bisa tetap beroperasi dan mendapatkan untung.
Sejarah
Pertumbuhan ekonomi Taiwan yang cepat pada paruh kedua abad kedua puluh menyebabkan kemacetan di jalan raya, kereta api konvensional, dan sistem lalu lintas udara di koridor transportasi Barat, yang mengancam akan menghambat pertumbuhan lebih lanjut. Gagasan tentang kereta api berkecepatan tinggi pun muncul pada 1970-an, dan perencanaan informal telah dimulai pada tahun 1980.
Pada tahun 1987 pemerintah Taiwan melalui Eksekutif Yuan, menginstruksikan Departemen Perhubungan untuk memulai studi kelayakan untuk jalur rel kecepatan tinggi di koridor Taiwan barat, yang selesai pada tahun 1990. Studi ini menemukan bahwa dalam perbandingan solusi potensial untuk masalah lalu lintas di koridor, jalur rel kecepatan tinggi akan menawarkan volume angkutan tertinggi, penggunaan lahan terendah, penghematan energi tertinggi, dan polusi paling rendah. Pada bulan Juli 1990, Kantor Persiapan High Speed Rail (POHSR) didirikan dan rute ditentukan pada tahun 1991. Rencana untuk THSR kemudian disetujui oleh. Eksekutif Yuan pada Juni 1992 dan oleh DPR Taiwan, Legislatif Yuan, pada tahun 1993.
Setelah proses tender, ada dua perusahaan bersaing untuk memenangkan proyek pembuatan HSR, yang pertama adalah Taiwan High Speed Rail Consortium (THSRC) dan lainnya yaitu Chunghwa High Speed Rail Consortium (CHSRC). THSRC terpilih sebagai pemenang tender pada bulan September 1997 sebagai akibat dari tawaran yang lebih murah kepada pemerintah. Perusahaan ini berganti nama dan secara resmi ditetapkan sebagai Taiwan High Speed Rail Corporation (THSRC) pada Mei 1998. THSRC dan pemerintah lalu menandatangani perjanjian BOT pada 23 Juli 1998.
Teknologi
HSR adalah jenis transportasi kereta api yang beroperasi jauh lebih cepat daripada lalu lintas kereta api tradisional, dengan menggunakan sistem terpadu serta menggunakan rel khusus. Sistem tersebut pertama kali beroperasi di Jepang pada tahun 1964 dan secara luas dikenal sebagai kereta peluru (bullet train).
HSR beroperasi pada rel ukuran standar yang dilas secara menyambung (continuously welded rail). Sistem ini biasanya digunakan untuk mengurangi getaran dan ketidakteraturan pada rel. Hampir semua kereta kecepatan tinggi seperti HSR didorong menggunakan energi listrik melalui kabel di atas kereta. Kabel ini juga digunakan untuk pensinyalan.
Banyak negara telah mengembangkan rel kecepatan tinggi ini untuk menghubungkan kota-kota besar, di antaranya Belgia, Inggris , Cina, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Taiwan, Turki, dan Amerika Serikat.
Rencana Pembangunan HSR di Indonesia
Wacana untuk membangun kereta api cepat HSR memang beberapa kali muncul ke media, namun hingga kini realisasinya belum terwujud. Idenya pun berbeda-beda, ada yang mengusulkan untuk dibangun di Pulau Jawa menghubungkan Jakarta-Surabaya, ada pula yang mengusulkan dibangun di luar Pulau Jawa seperti Sumatera.
Bagi yang mengusulkan dibangun di luar pulau Jawa beralasan perlunya pembangunan kereta cepat ini agar menumbuhkan pusat-pusat ekonomi di daerah lain. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi juga menjadi lebih merata tidak hanya di Jawa.
Sementara bagi yang mengusulkan dibangun di Jawa beranggapan bahwa kereta HSR ini akan diprioritaskan untuk mengurangi beban kemacetan dan pencemaran lingkungan di ibukota. Meski sudah menjadi wacana, namun hingga kini pemerintah belum melakukan tindakan apapun berhubungan dengan rencana pembuatan HSR tersebut. (aa/dari berbagai sumber)