Wanita tua tergantung dari jendela lantai 11 sebuah gedung apartemen di Kaohsiung pada tanggal 22 Juni lalu terkena demensia sehingga mengalami kebingungan untuk mengenali mana jendela dan pintu. Foto diambil dari Breaking News Commune/ Taiwan News.
Menurut sebuah penelitian, satu dari 13 orang lanjut usia di Taiwan menderita demensia. Penelitian tersebut dikeluarkan berdasarkan statistik Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan untuk memperingati Hari Alzheimer Sedunia.
Seperti yang diberitakan Taipei Times, Per 31 Juli, ada sekitar 3,19 juta orang lansia di atas 65 tahun di Taiwan, di antaranya ada sejumlah 253.511 (7,94 persen) mengidap demensia.
Demensia adalah penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Gejala-gejala tersebut mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Pasien seringkali mendapat gangguan memori jangka pendek, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik. Sementara itu, sekitar 586.068 (18,36 persen) menunjukkan gejala gangguan kognitif ringan.
Diperkirakan jumlah penderitanya akan melebihi 270.000 orang pada akhir tahun dan terus meningkat. Kebanyakan orang keliru dengan mempercayai bahwa penyakit demensia adalah penyakit alami disebabkan oleh penuaan.
Penderita demensia juga sering mengalami diskriminasi karena kurangnya pemahaman akan penyakit ini. Seiring bertambahnya jumlah penderita demensia, orang perlu meningkatkan kesadaran mereka akan penyakit ini dan belajar cara menghindarinya.
Bagi Anda yang merawat orang yang terkena demensia, lebih disarankan untuk membawanya berolahraga secara teratur, melakukan aktivitas kognitif, berinteraksi dengan orang lain lebih sering dan menerapkan diet yang mencakup lebih banyak makan buah, sayuran, biji-bijian dan minyak zaitun.
Faktor risiko lainnya yang bisa mengakibatkan demensia yaitu penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), hiperlipidemia (lemak tinggi dalam darah), hiperglikemia (kadar gula tinggi dalam darah), merokok, cedera kepala dan depresi.