Rudi (nama samaran), pekerja pabrik di Taichung mengaku melakukan negosiasi dengan agensi masalah biaya job pabrik untuknya. Ia dikenakan biaya Rp 24 juta ditambah potongan NT$ 8000 selama 10 bulan.
Melambungnya biaya penempatan di luar biaya resmi sangat memberatkan para TKI. Terkait dengan hal itu, IndosuarA melakukan investigasi terhadap praktek –praktek jual beli job di kalangan pekerja Indonesia di wilayah Taichung. Seperti yang terjadi pada Deni (nama samaran), pekerja asal Brebes yang bekerja di pabrik Fongyen Taichung mengaku jika menjelang kontrak kerjanya habis, ia dihampiri majikannya dan menanyakan kepadanya apakah Deni ingin melanjutkan kerja di pabriknya kembali atau tidak. Deni pun mengiyakan. Selepas itu ia dan majikannya langsung bernegosiasi masalah biaya jobnya. Majikan mengambil NT$ 75 ribu dari uang tabungannya, ungkap Deni. Untuk masalah ini agensinya pun tidak tahu, namun yang jelas uang dari Deni langsung diberikan kepada majikan.
Jika biaya job Deni langsung berhubungan atau diserahkan dengan majikannya, lain lagi dengan kasus yang dialami Ayu. Ia langsung membayar uang tunai kepada sponsornya di Indonesia sebesar Rp 15 juta rupiah. Namun setiba di Taiwan ia mengeluh karena dipekerjakan di rumah tangga bukan job pabrik seperti di kontrak kerjanya. “Tolong dong, masa kerjanya pembantu, bersih WC,” serunya.
Jika sponsor Ayu tidak terbuka dan bahkan menyembunyikan job sebenarnya di Taiwan, salah satu PJTKI berinisial PT. LCB justru terbuka kepada calon pekerja yang ingin berangkat ke Taiwan. PJTKI itu langsung menawarkan jika ada job pabrik di Taiwan, tetapi kerjanya menjadi pembantu namun gajinya tetap gaji pabrik. Jika berminat, biayanya sekian, ujar salah satu pekerja asal Fongyen kepada IndosuarA.
Bagi para pekerja yang sudah mengenal beberapa agensi di Taiwan mereka bisa bernegosiasi langsung kepada mereka seperti yang diceritakan Rudi kepada IndosuarA. Ia mengontak satu agensi untuk dicarikan job pabrik. Agensi kemudian menawarkan kepadanya patokan Rp 30 juta rupiah ditambah potongan NT$ 8000 x 10 bulan. Rudi menolak tawaran agensi tersebut. “Ini kemahalan,” ungkapnya. Ia kembali menawar. Kali ini agensinya menawarkan kepadanya untuk bekerja di pabrik besi dengan biaya Rp 25 juta ditambah potongan NT$ 8000 selama 10 bulan. Setelah melakukan negosiasi akhirnya disepakati biayanya Rp 24 juta dan potongan NT$ 8000 selama 10 bulan. Namun boleh diangsur dan sudah termasuk biaya-biaya selama di Indonesia, jelas Rudi. Diperkirakan masih banyak cara lain bernegosiasi untuk mendapatkan job di Taiwan ini. Apakah Anda juga mempunyai pengalaman lain yang berbeda? (es)