Foto diambil dari UDN.
Rumah bordir yang berada di Jalan Kangding, Distrik Wanhua, Kota Taipei memiliki bukti sebagai stasiun untuk wanita panggilan. Tahun lalu, polisi di distrik tersebut telah menggerebek tempat itu. Tanpa diduga, industri erotis telah bangkit kembali. Polisi pun melakukan penggerebekan. Meskipun mereka sempat menjual barang dan membuang kondom dari jendela, tetapi 24 orang termasuk pelacur, klien, dan karyawan ditangkap di tempat.
Pada akhir September tahun lalu saat rumah border itu digrebek, ada 17 wanita panggilan , 2 pelacur dan 2 orang pekerja yang ditangkap.
Tanpa diduga, masih ada wanita panggilan yang kembali ke bisnis lama mereka dan bangkit kembali. Sambil menyesuaikan tata letak dalam ruangan dengan dalih dekorasi untuk menghindari penyelidikan, mereka terus merekrut pelacur untuk ditawarkan.
Menurut penyelidikan polisi, beberapa operator sudah mulai membentuk grup yang meminta pelanggan di LINE dalam enam bulan terakhir, mengunggah foto-foto keren dan daftar wanita pelacur yang bisa dipilih setiap hari. Para wanita yang melakukan prostitusi berhubungan seks dengan harga Rp. 1.500 yuan setiap kali main.
Polisi cabang Wanhua mengumpulkan hampir seratus petugas polisi pada pukul 9 malam pada tanggal 3 Maret untuk memblokir rumah border dan melakukan penggerebekan. Ratusan kondom yang tak terhitung jumlahnya jatuh dari langit, seperti “hujan” karena dibuang oleh para pekerja untuk menghilangkan jejak.
Polisi mengatakan bahwa orang berusia 30 tahun yang bertanggung jawab bernama Liao, 5 karyawan, 12 pelacur (8 Vietnam, 2 orang Indonesia, 1 Thailand, 1 Taiwan) dan 6 pelacur ditangkap di tempat kejadian, dan 600 kondom disita. Sisa barang, buku rekening, pelumas, monitor, dan barang bukti lainnya dikirim ke pengadilan dengan tuduhan menghalangi ketertiban sosial.
Polisi menekankan bahwa pihaknya akan terus menindak keras kelompok dan bisnis pornografi ilegal di wilayah hukum mereka, seperti bisnis pornografi, perjudian, dan obat-obatan terlarang untuk menjaga stabilitas sosial.