Foto gedung National Immigration Agency (NIA) diambil dari Google maps.
Direktur Jenderal Badan Imigrasi Nasional atau National Immigration Agency (NIA) Jeff J. Yang (楊家駿) mengumumkan pada hari Selasa lalu bahwa ke depannya setiap kehadiran pekerja asing kaburan setelah meninggalkan tempat kerja mereka, pihaknya tidak lagi menyebut mereka sebagai “tenaga kerja ilegal” melainkan mengklasifikasikan mereka sebagai pekerja yang “tidak terhitung.”
Pengumuman tersebut dibuat saat konferensi pers yang diadakan di Badan Legislatif Yuan dimana dihadiri oleh beberapa pejabat seperti Chang Lung-yu (張龍宇) dan anggota parlemen Kuomintang Lin Li-chan (林麗 蟬) dan Chen Shei-saint (陳 學 聖).
Pekerja asing harus meninggalkan pekerjaan mereka dan menjadi kaburan di Taiwan karena alasan-alasan di luar kendali, namun hal itu sering dicirikan sebagai penjahat. Maka dari itu, ke depannya mereka akan disebut sebagai pekerja “tak terhitung”.
Fokus seharusnya tidak semata-mata pada “penangkapan” pekerja asing yang meninggalkan tempat kerja mereka, namun undang-undang yang berkaitan dengan tenaga kerja ilegal harus lebih ditegakkan secara ketat karena seringkali alasan pekerja migran meninggalkan pekerjaan dikarenakan majikan.
NIA mengatakan bahwa ketika menangani pekerja asing yang tidak diketahui keberadaannya, NIA dan Badan Kepolisian Nasional memiliki tanggung jawab untuk berperilaku sesuai dengan hukum. Hal tersebut diumumkan setelah peristiwa kematian seorang pekerja kaburan dari Vietnam Nguyen Quoc Phi yang sangat disesalkan, karena harus mengalami penembakan aparat kepolisian. Diharapkan berkaca pada kasus ini bisa mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang hak asasi manusia di antara petugas penegak hukum.