Foto ilustrasi telur diambil dari Central News Agency.
Tiga bersaudara yang menjalankan bisnis penjualan telur Yi Jin atau produk Raja Telur akhirnya dibebaskan dengan jaminan pada hari Selasa kemarin setelah perusahaan mereka dituduh menjual telur untuk jaringan supermarket.
Bahkan produk telur dari perusahaan tersebut telah menerima CAS (Certified Agricultural Standards) label berkualitas dan yang dijual di PX Mart. Yi Jin Raja telur, kabarnya salah satu dari lima pemasok telur terbesar di Taiwan. Produk telur tersebut menarik perhatian peneliti saat tes ditemukan residu hewan Nicarbazine obat terlarang dalam produk telurnya pada Juli lalu. Telur telah dijual pada PX Mart di Chiayi County dan harus diambil dari penjualan esok paginya segera, ujar laporan Apple Daily.
Kemudian, seorang mantan karyawan dari perusahaan tersebut mengatakan kepada pihak berwenang bahwa sudah menjadi praktek umum di perusahaan Yi Jin Raja sejak 2016 untuk mencampur telur yang masa kadaluarsanya dekat dengan telur segar dan menjual dengan label yang baru. Telur yang sudah lama atau retak digunakan untuk bahan produk yang dipasok ke toko roti dan restoran.
Tiga saudara kandung bermarga Su yang menjalankan perusahaan dengan kantor pusat di Zhonghe, New Taipei City, dan tanaman di Changhua dan Kota Kaohsiung mengaku pada penyidik bahwa mereka telah memberikan label baru dan menjual kembali telur yang terdapat kandungan Nicarbazine (kandungan untuk perawatan Usus dan antibiotik pada ayam) dengan penjelasan yang berbeda. Kandungan tersebut dinilai kurang baik bagi ibu hamil, wanita berencana hamil dan menyusui. Namun tak hanya itu, perusahaan tersebut juga memberi penjelasan berbeda untuk penjualan telur melewati tanggal kadaluarsa.
Ketiga orang itu dibebaskan dengan jaminan mulai NT $ 200.000 (US $ 6.450) hingga NT $ 500.000 atas dugaan pemalsuan dan pelanggaran Undang-Undang Keamanan Pangan.
PX Mart mengumumkan bahwa konsumen yang membeli produk telur Yi Jin King dapat mengembalikannya hingga 8 Desember.