Foto-foto diambil dari UDN.
Menanggapi pengumuman sepihak Indonesia, disebutkan bahwa semua pekerja migran terutama care giver dari Indonesia harus dibayar oleh majikan di Taiwan mulai 1 Januari 2021. Biaya-biaya tersebut termasuk: tiket pesawat, paspor, pemeriksaan kesehatan, biaya penempatan, pelatihan dan biaya terkait lainnya. Khawatir dengan beban tambahan, para penerima perawatan yang tergabunng dalam asosiasi majikan berkumpul di Kantor Perwakilan Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei untuk demonstrasi. Banyak TKI juga turun ke lokasi karena khawatir hak mereka untuk bekerja tidak akan terpengaruh.
Asosiasi Promosi Buruh Internasional dan Kerukunan Pengusaha Taiwan telah menerima pengumuman sepihak dari Indonesia pada akhir Juli, yang menyatakan bahwa semua pekerja migran terutama sektor care giver dari Indonesia harus dibayar oleh majikan Taiwan mulai 1 Januari 2021. Agensi di Taiwan mengatakan biaya yang diperlukan berkisar antara 70,000 hingga 100.000 NTD.
Oleh karena itu, pada tanggal 27 Agustus, mereka mengirimkan surat protes kepada Kementerian Tenaga Kerja. Mereka berharap agar pemerintah tidak mengorbankan hak dan kepentingan pasien dan para penerima perawatan yang sakit parah, serta menambah beban perawatan anggota keluarga.
Legislatif Yuan pada 17 September, bernegosiasi dan menyarankan agar Kementerian Tenaga Kerja dapat mengembangkan tindakan pencegahan. Namun, hingga 18 Oktober, tidak ada tanggapan atau konsultasi dari Kementerian Tenaga Kerja di Taiwan dan pihak Indonesia yang telah diterima. Oleh karena itu, banyak perwakilan prihatin dengan keputusan sepihak pemerintah Indonesia “zero cost” untuk pekerja Indonesia. Akhirnya pada hari Rabu 21 Oktober 2020 mereka demo di depan kantor KDEI.
Prihatin dengan beban tambahan tersebut, para penerima perawatan berkumpul di depan Kantor KDEI di Taipei, meneriakkan slogan-slogan seperti “pelarangan TKI, penolakan terhadap kebijakan sepihak Indonesia, dan protes terhadap perjanjian yang tidak setara.” Banyak pekerja migran Indonesia juga turun ke lokasi untuk merasa prihatin, khawatir tentang hak mereka untuk bekerja.