Foto diambil dari Taiwan News.
Antrian mungkin tampak sangat umum di Taiwan. Namun di mata beberapa orang asing, hal itu bisa dilihat sebagai pemborosan waktu, pengalaman gila, atau perilaku budaya disiplin.
Bagi kebanyakan orang asing di Taiwan, kesan pertama tentang Taiwan saat melewati sebuah toko makanan, toko minuman atau toko yang baru dibuka, adalah barisan orang yang sangat antri.
Masyarakat Taiwan sering mengantri bahkan rela menunggu beberapa lama dengan sabar bahkan lebih dari 90 menit antri untuk membeli hadiah, es krim, atau bubble milk tea. Namun, terkadang antrian panjang tidak menjamin rasa makanannya.
Baru-baru ini, sebuah video tentang topik “Apa pendapat Anda tentang budaya antri di Taiwan?” Survei tersebut dilakukan oleh Fun Street Talk, telah menarik perhatian media sosial.
Reporter dari Turki mewawancarai pendapat masyarakat mengenai antrian untuk makanan. Seorang seniman Jepang menjawab bahwa mereka percaya bahwa ini sepadan dengan antrian di Jepang yang memiliki “budaya antrian” yang sama dengan Taiwan.
Sedangkan untuk orang Korea, orang Afrika Selatan dan Kanada, mereka semua sepakat bahwa hal tersebut membuang waktu untuk berbaris hanya untuk mendapatkan makanan ringan sederhana seperti es krim atau popcorn.
Namun, orang asing yang diwawancarai benar-benar menghargai “budaya antrian” Taiwan. Dia mengatakan: “Orang-orang di negara yang suka mengantri berarti mereka sangat berbudaya dan berperilaku baik.”
Seorang warga Hungaria mengatakan bahwa dia bisa menunggu dalam antrian hingga satu jam, sementara seorang Rusia mengatakan sekitar 5-10 menit kecuali dia benar-benar ingin membeli benda itu. Seorang responden Korea percaya bahwa waktu adalah uang, dan batasnya mungkin sekitar 15 menit. Bagaimana dengan orang Indonesia? Berapa lama batas antrian yang kalian bisa pertahankan untuk membeli sesuatu?