Nanik (45), seorang buruh migran asal Lampung yang telah terbaring di Mckay Hospital Tamsui ini masih menunggu ketidakpastian apakah ia bisa dipulangkan ke tanah air bulan November ini.
Nanik yang bekerja selama 6 tahun sebagai care taker di Taipei ini mengidap sakit diabetes, darah tinggi dan masalah pencernaan yang telah komplikasi. Berdasarkan informasi dari Widya, aktivis IKALT yang terus mendampingi Nanik dan anaknya mengatakan bahwa selama ini majikannya memberikan uang kepada Nanik melalui agensinya. Anak Nanik pun didatangkan dari Lampung atas inisiatif agensi lain.
Anak Nanik yang didatangkan dari Indonesia (tengah). Widya aktivis IKALT yang membantu selama ini (kerudung putih).
Kini anak Nanik meminta agar ibunya bisa dipulangkan ke Indonesia secepatnya, bersama dengan sang anak yang akan pulang ke Indonesia pada tanggal 11 November mendatang. Namun hingga kini belum ada kepastian apakah jadi dipulangkan atau tidak.
Mengingat kasus ini sebelumnya telah ditangani oleh KDEI, maka Indosuara berinisiatif menghubungi Devriel Sogia, Kepala Bidang Ketenagakerjaan untuk menanyakan perkembangan kasus tersebut. Devriel mengemukakan bahwa saat ini KDEI sedang memperjuangkan untuk menghubungi Jakarta agar meminta bantuan untuk pengurusan asuransi di Jakarta dan juga asuransi di Taiwan bisa memberikan solusi yang tepat jika Nanik meminta pulang.
Hal tersebut dikarenakan biaya pemulangan Nanik sangat tinggi mengingat Nanik masih dalam keadaan komplikasi. Jika Nanik harus dipulangkan, maka harus membawa peralatan penunjang kesehatannya, sekaligus membawa dokter dan perawat dengan biaya yang diperkirakan sekitar ratusan juta rupiah.
Bagi rekan-rekan yang tergerak ingin menjenguk Nanik, silahkan datang ke rumah sakit Mckay Tamsui Lantai 3 nomor kamar 5374 A atas nama Nanik Sulikah. Atau bagi yang tergerak ingin memberikan donasinya, silahkan menghubungi Widya nomor telepon 0981012550.