Foto diambil dari CNA.
Menurut Asosiasi Nelayan Tung Kang Pingtung, seorang ABK asal Indonesia yang dipekerjakan di kapal ikan Taiwan hilang setelah dia bertengkar dengan salah seorang rekannya ketika mereka berada di tengah laut pada hari Kamis lalu.
Kronologis kejadian terjadi saat salah seorang ABK Indonesia bertengkar dengan rekannya Kamis sore ketika kapal nelayan Ming Man Hsiang No. 38 yang terdaftar di Liuqiu, Kabupaten Pingtung, Taiwan selatan, berjarak 530 mil laut (9.82 kilometer) timur laut Guam.
ABK Indonesia, yang telah bekerja sebagai juru masak untuk Ming Man Hsiang No. 38, hilang setelah ditusuk oleh rekan senegaranya dalam perkelahian dan kemudian didorong ke laut.
Kapten kapal nelayan Taiwan, bernama Ku (辜), meminta bantuan dari kapal nelayan Taiwan lainnya – Shun Man Fa No. 2 – di dekatnya, untuk mencari ABK yang ditikam, tetapi mereka belum menemukannya.
Masih belum jelas apakah ABK itu hidup atau mati. Kapten mengatakan dia akan terus bekerja dengan Shun Man Fa No. 2 untuk mencari ABK yang hilang.
Ketika insiden itu terjadi, Ming Man Hsiang No. 38 memiliki kapten dan 11 ABK migran Indonesia di kapal tersebut, termasuk ABK yang hilang dan tersangka.
Tersangka telah ditahan di kapal dan diawasi secara ketat oleh ABK lainnya, kata asosiasi tersebut.
Kapten telah melaporkan insiden itu ke asosiasi dan Agensi Perikanan Taiwan di bawah Dewan Pertanian.
Asosiasi tersebut juga mengatakan bahwa sang kapten yang telah menahan tersangka karena memiliki pisau, tampaknya tersangka juga berada dalam keadaan yang tidak stabil secara emosional.
Kapten pun memutuskan untuk kembali ke Taiwan, tetapi perahu nelayan tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar untuk melakukan perjalanan kembali.
Asosiasi Nelayan Liuqiu melaporkan di kemudian hari bahwa Administrasi Penjaga Pantai telah mengirim kapal patroli – Wei Hsing – ke tempat kapal Ming Man Hsiang No. 38 saat ini berlabuh untuk membantu mereka kembali ke Taiwan. Kapal patroli dijadwalkan bertemu dengan kapal nelayan pada hari Rabu esok.
Sementara itu, Dinas Perikanan telah menghubungi negara-negara tetangga dengan bantuan Kementerian Luar Negeri untuk meminta bantuan dalam mencari nelayan migran yang hilang.