Foto diambil dari Growing Blue.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penduduk daerah akan mengalami krisis air dan keamanan pangan di tahun 2050, akibat dampak perubahan iklim.
Petugas Teknis Penyakit Tidak Menular (PTPTM) WHO, Sharad Adykary mengatakan, perubahan iklim membuat kualitas air semakin buruk, bertambahnya angka kekurangan gizi dan ancaman ketahanan pangan.
Menurut Sharad, di sejumlah negara Afrika, hasil dari pertanian tadah hujan bisa diperkirakan berkurang setengah pada 2020.
“Jika tidak ada respon dan kebijakan yang efektif, perubahan iklim akan menyengsarakan masyarakat,” ujar Sharad, Rabu (9/11/2016).
Sharad menambahkan, di tahun 2030 populasi penderita malaria di Afrika diperkirakan akan meningkat menjadi 170 juta orang dan di tahun 2080 pengidap virus dengue akan meningkat menjadi 2 milyar orang.
Terkait dengan ancaman tersebut, Sharad berharap pemerintah Indonesia mempunyai kebijakan yang baik, terutama dalam hal penanggulangan dan perencanaan yang melibatkan masyarakat. (yw)