Foto: ilustrasi kegiatan belajar mengajar anak TKI di Malaysia. Sumber republika.co.
Pemerintah Republik Indonesia mengirimkan sebanyak 100 guru ke negeri jiran, Malaysia. hal ini dilakukan guna memenuhi layanan pendidikan yang menjadi hak-hak setiap anak Indonesia.
Hingga saat ini 95 dari 100 guru telah dikirim. Selebihnya akan diberangkatkan setelah perizinannya rampung. Guru-guru inj akan ditempatkan di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy berpesan, para guru harus proaktif mencari siswa bagi PKBM karena kondisi di Malaysia jauh berbeda dengan kondisi sekolah di kota-kota besar di Indonesia.
“Ini tanggung jawab yang besar dalam membawa nama Indonesia sekaligus pengabdian. Apalagi mereka (guru) adalah wajah dari negara Indonesia yang akan berada di Malaysia,” kata Muhadjir.
Saat ini masih ada sekitar seratus ribu anak-anak Indonesia yang belum terlayani pendidikannya. Sekarang, pemerintah baru bisa melayani sekitar 28 ribu anak-anak. Ke depan target naik sampai 50 ribu.
PKBM atau yang lebih dikenal dengan Community Learning Center (CLC) adalah lembaga pendidikan non formal yang diprakarsai dan dikelola oleh masyarakat sebagai upaya memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.
Hingga saat ini terdapat 294 PKBM di Malaysia dengan rincian 155 jenjang sekolah dasar (SD) dan 139 jenjang sekolah menengah pertama (SMP).
Para guru ini akan melayani pendidikan anak-anak tenaga kerja Indonesia selama dua tahun. Hal ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam mencerdaskan anak bangsa di manapun mereka berada.
Para guru yang bertugas adalah guru profesional yang memiliki sertifikat pendidik yang sah dari pemerintah Indonesia dengan kompetensi meliputi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesionalisme. (Ol)