Foto-foto diambil dari Taiwan News.
Pejabat Berwenang di China memberlakukan aturan berpakaian di Xinjiang dengan memotong pakaian wanita yang dinilai terlalu panjang sebagai bentuk menghindari bahaya ekstremisme. Foto-foto dari Xinjiang, China selama beberapa hari terakhir telah mendokumentasikan bagaimana polisi dan kader Komunis di wilayah tersebut memberlakukan kode berpakaian yang dikenakan pada wanita Uyghur.
China mengklaim bahwa ancaman ekstremisme Islam di wilayah Asia tengah, juga dikenal sebagai Turkestan Timur, telah membuat tindakan otoriter yang diperlukan, seperti melarang perempuan Uyghur mengenakan gaun panjang. Foto-foto yang dibagikan di twitter selama akhir pekan lalu menunjukkan para kader memotong pakaian para wanita Uyghur di jalan untuk menegakkan aturan berpakaian.
Pihak berwenang China telah melarang penutup tubuh yang lebih tradisional yang merupakan ciri khas Islam fundamentalis. Jadi dalam upaya untuk berpakaian sederhana, banyak wanita Uyghur memilih pakaian yang lebih panjang untuk menutupi sisi belakang dan paha atas.
(Gambar dari Twitter)
Karena partai Komunis bertujuan untuk menghindari segala kemungkinan bahwa perempuan berpotensi menyembunyikan senjata atau bahan peledak di pakaian mereka, maka mereka sekarang terpaksa melakukan tindakan memotong pakaian wanita, sehingga kaki dan sisi belakang mereka akan tetap terlihat.
Bulan lalu, video seorang wanita Uyghur yang dipaksa menikah dengan seorang pria China menjadi viral, menampilkan taktik keji lain dari “pencucian gen” yang digunakan pemerintah China untuk secara paksa mengintegrasikan kelompok etnis Uyghur ke dalam komunitas China.
Situasi hak asasi manusia di Xinjiang tampaknya memburuk, pemerintah China menggunakan segala cara yang diperlukan untuk menghukum siapapun yang melawan dan menciptakan apa yang disebut “penjara terbuka”.