Foto: Sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P2TKI) di Universitas Kristen Indonesia, Kamis (11/4). Sumber BNP2TKI
Deputi Penempatan BNP2TKI Teguh Hendro Cahyono menyatakan kebutuhan tenaga kerja untuk sektor Nurse danCareworker di Jepang terus meningkat karena adanya masalah aging population di Jepang. Diperkirakan sampai dengan tahun 2020 dibutuhkan sebanyak satu juta tenaga kerja untuk sektor nurse dan careworker di Jepang.
Informasi tersebut disampaikan Deputi Penempatan BNP2TKI saat penyebarluasan informasi Program Penempatan oleh Pemerintah ke Jepang untuk calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) kandidat Nurse/Kangoshi dan kandidat Careworker/Kaigofukushishi tahun 2019 di Universitas Kristen Indonesia, Kamis (11/4).
Era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi telah membuat kecepatan pergerakan PMI semakin meningkat. PMI semakin dikenal dan tampaknya semakin disukai diantara tenaga kerja asing lainnya.
Beberapa negara sudah mulai memasukkan Indonesia ke dalam sumber calon Tenaga Kerja Asing di samping Filipina dan Vietnam. Perawat Indonesia di Jepang diakui sebagai tenaga kerja yang rajin, disiplin, berperilaku baik, bekerja dengan hati, dan gigih dalam usaha untuk bisa menguasai Bahasa Jepang.
Dari jumlah penempatan nurse/kangoshi dan careworker/kaigofukushishi ke Jepang pada tahun 2008 sampai dengan Juni 2018, selama 11 angkatan menunjukkan data sebesar 2.445 orang yang terdiri dari kangoshi 653 orang dan kaigofukushishi 1.792 orang.
Permintaan penempatan PMI Kandidat Nurse dan Kandidat Careworker untuk Angkatan 12 pada tahun 2018 ini sebanyak 344 orang yang terdiri dari kandidat 68 44 orang dan Kandidat Careworker 300 orang.
Untuk memenuhi permintaan, BNP2TKI telah melakukan rektrutmen dan seleksi calon yang mana pendaftaran di mulai pada tanggal 1 Februari sd 31 Mei dengan jumlah pendaftar sebanyak 88 untuk kandidat Nurse dan 1049 Untuk KandidatCareworker.
Hasil Akhir matching sebanyak 343 orang yang terdiri dari Kandidat Nurse sebanyak 38 orang (laki-laki 15 dan perempuan 23) dan Kandidat Careworker 305 orang (laki-laki 101, perempuan 204 orang).
Sedangkan yang mengikuti Pelatihan bahasa Jepang di Indonesia sebanyak 336 (38 Kandaidat Nurse dan 298 KandidatCareworker), dikarenakan 2 orang candidat telah memiliki sertifikat JLPT N4 dan N5 sehingga dibebaskan dari pelatihan 6 bulan di Indonesia, 2 orang kandidat dengan N4 dan N3, serta 3 orang memiliki sertifikat JLPT N2 selanjutnya dibebaskan mengikuti pelatihan bahasa Jepang baik di Indonesia maupun di Jepang.
Pelatihan bahasa Jepang batch 12 ini dimulai pada bulan November 2018 dan akan berakhir pada bulan Mei 2019, yang akan diberangkatkan pada tangal 18-20 Juni 2019.
Sebagai informasi lowonga kerja, saat ini sudah dibuka pendaftaran untuk Batch ke 13, yang akan berakhir pada 31 Mei 2019.
Yuk manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Silahkan mencari informasi program kerja ke Jepang sejelas-jelasnya dengan menghubungi BP3TKI Jakarta, website BNP2TKI atau email ke [email protected]. Jangan percaya pada pihak-pihak yang menjanjikan dapat memberangkatkan ke Jepang dengan biaya tertentu. (Ol)