Foto: Nindi Yusinta sumber: YouTube/Nindi Yusinta
Seorang perempuan bernama Nindi Yusinta, salah satu pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jawa Timur di Korea Selatan menceritakan bagaimana ia bisa menjadi tenaga kerja di negeri ginseng. Begitu pula soal alasan kenapa dia memilih untuk bekerja di luar negeri serta perjuangan untuk mencapai keinginannya.
Nindi yang berambut panjang ini menceritakan kalau motivasi utamanya untuk semangat bekerja ke luar negeri adalah sang ibu. Dulu saat lulus SMA, sempat ada momen yang membuatnya terhenyak hingga muncul semangat ingin membantu orang tua mencari uang.
Setelah lulus, ekonomi keluarga Nindi benar-benar kritis. Nindi pun bercerita apa yang membuat hati Nindi patah, sehingga nekat ingin segera bekerja. Nindi mengatakan kala itu dirinya tengah berada di dalam rumah, menghadap ke jendela. Lalu sang ibu yang sehari-hari berjualan gorengan dan dawet di warung, bersiap keluar naik motor dengan membawa barang dagangan.
Tak disangka, sang ibu terjatuh dan dagangan yang sudah susah payah dibuat itu semua tumpah, berceceran di halaman. Nindi sungguh terkejut dan sedih akan kejadian itu.
“Pas ibu mau turun mungkin enggak seimbang, terus terguling. Enggak tega aku, dawetnya tumpah semua di halaman. Aku sampai sekarang masih ingat banget, rasanya benar-benar sedih,” tuturnya seperti dikutip dari videonya di akun YouTube sembari menahan tangis.
Dari momen itulah Nindi bertekad harus bisa mendapat pekerjaan dengan upah mumpuni demi bisa membantu orang tua. Wanita itu sempat bekerja di sejumlah tempat lain, sebelum akhirnya memutuskan untuk mencoba ikut jadi TKI di Korea Selatan. Sang ibu juga ikut mendukung Nindi untuk mendaftar kerja. Nindi kemudian kursus Bahasa Korea dan ikut ujian.
Nindi sungguh bersyukur bisa lolos ujian EPS Topik yang menjadi syarat bekerja ke Korea Selatan. Padahal saingannya ribuan.
“2014 kursus Bahasa Korea, ujian ini itu alhamdulillah lulus. Peserta se-Indonesia 33.000 orang yang lulus cuma 2.460 orang,” kata Nindi. Setelah lulus ujian dan mendapat SLC atau kontrak kerja dari perusahaan Korea Selatan, Nindi bersiap berangkat merantau. Hingga kini Nindi masih bekerja di sebuah pabrik Korea Selatan. (0l)