Foto diambil dari UT Korea News.
Ketika sebagian besar warga Indonesia menunggu 10 tahun lebih untuk bisa naik haji, TKI di Korea Selatan justru bisa melakukannya setiap saat. Yang diperlukan hanya kemauan.
Sebanyak 208 TKI di negeri ginseng, pada hari Selasa, (23/8) berangkat menunaikan ibadah haji. Dilepas Dubes Umar Hadi di masjid Jami Itaewon, Seoul, mereka tampak antusias.
Menunaikan ibadah haji, layaknya “melancong” ke negeri lain saja, ringan tidak banyak beban. Maklumlah, TKI di Korea relatif berkantong tebal dan kuota haji masih terbuka lebar-lebar.
Kepada para jamaah haji TKI ini, Dubes Umar berpesan tiga hal. Pertama, luruskan niat untuk senantiasa beryukur atas nikmat Tuhan. Mereka ini mendapatkan limpahan rahmat berupa kemudahan ibadah haji yang luar biasa. Diberikan kemudahan mendapatkan rezeki, tidak perlu antri dan masih berbadan kuat karena masih muda.
Kedua, diingatkan, walaupun berangkat dari Korea Selatan, mereka tetap seorang warga Indonesia. Untuk itu sikap ramah dan saling tolong menolong harus dikedepankan. Istilahnya, garuda tetap ada di dalam dada.
Pesan ketiga, ketika pulang semoga jadi haji mabrur. Meningkat keikhlasannya, bertambah amal kebajikannya, serta mendoakan yang lain bisa mengikuti jejaknya datang ke baitullah.
Naik haji bagi TKI di Korea saat ini bukanlah suatu yang sulit dijangkau. Dengan pendapatan per bulan kisaran Rp 22 juta serta kuota haji yang masih begitu terbuka di Korsel, maka mereka hanya memerlukan niat.
Untuk berangkat haji, seorang TKI di Korsel harus merogoh kantong 4 juta 500 ribu won, atau Rp 50 juta, kisaran tiga kali tabungan gaji. Di Mekkah, mereka akan mendapatkan akomodasi di hotel bintang lima yang berjarak satu km dari Ka’bah, dan hotel bintang tiga di Madinah yang jauhnya 500 meter dari masjid Nabawi.
Minister Counsellor Diplomasi Publik KBRI Seoul, M Aji Surya menyebut peminat naik haji dari kalangan TKI di Korsel tiap tahun meningkat cukup pesat. Di banding tahun lalu, jamaah haji tahun ini naik 20 persen.
“Saya kira, TKI sadar bahwa menunaikan ibadah haji dari Indonesia makin sulit, baik dari sisi dana ataupun waktu tunggu yang makin lama. Karenanya, mereka memanfaatkan betul berbagai kemudahan selama di Korea Selatan,” jelas M Aji Surya seperti diberitakan Republika.co.id (Ol)