Foto: Sebagian TKI Korea Selatan sumber tribunnews.com
Jutaan warga Indonesia bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, baik di sektor formal maupun informal. Salah satu negara tujuannya adalah Korea Selatan.
Yuk intip bagaimana kehidupan TKI di Korea Selatan?
Konselor Minister pada Kedubes RI di Seoul, Korea Selatan April 2017, Aji Surya bercerita TKI Korea termasuk makmur. Bahkan, beberapa TKI bisa membeli mobil di Korea.
“Ya mungkin bukan yang mahal banget, tapi mereka sudah pakai mobil sendiri untuk beraktivitas. Mana ada TKI seperti itu di negara lain?” kata Aji Surya saat ditemui di kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng.
Pria berkepala plontos itu berujar TKI di Korea Selatan terlindungi hukum, asuransi, dapat tempat tinggal, makan hingga gaji per bulan minimal 1.350 won atau sekitar Rp 14 juta. Jika rajin, gaji TKI Korea Selatan bisa mencapai Rp 30 juta.
Bahkan, komunitas TKI Muslim di negara ginseng itu bisa membangun masjid senilai Rp 40 miliar. Aji Surya menilai kehidupan TKI di Korea Selatan sangat nyaman.
Penasaran, adakah sisi gelap dari kehidupan TKI di Korea Selatan?
Aji Surya tidak memungkiri ada TKI yang terlampau nyaman tinggal di Korea Selatan hingga terjebak dalam gaya hidup di Korea.
Beberapa TKI menghabiskan uang untuk hal-hal tidak produktif (boros) mulai dari sering karaoke, dugem, atau terjebak kehidupan bebas di Korea.
Ada yang cuma bisa bawa pulang Rp 100 juta gara-gara hal seperti itu, padahal sudah bekerja bertahun-tahun. Padahal jika telaten, TKI Korea bisa bawa pulang uang lebih dari Rp 800 juta.
Aji Surya yang juga mantan wartawan itu menuturkan, rata-rata kontrak TKI Korea Selatan 4 tahun 10 bulan. Oleh karenanya, TKI bisa menabung Rp 15 juta per bulan atau Rp 870 juta dalam satu masa kontrak.
Saking nyamannya tinggal di Korea Selatan, para TKI menjadi susah move on saat harus kembali ke Tanah Air. Beberapa memilih overstay hingga jadi TKI Ilegal
Tidak heran kalau rata-rata saat pulang uang mereka habis dalam waktu satu tahun karena kurangnya manajemen keuangan.
Ada tiga mantan TKI Korea Selatan yang berinvestasi hotel di DI Yogyakarta. Namun dalam waktu sekejap, investasi para mantan TKI itu gagal karena salah manajemen.
Pada tahun 2017, ada 38 ribu TKI di Korea Selatan, yang mana sekitar 5.500 di antaranya merupakan TKI Ilegal.
Seorang TKI Korea Selatan bernama Wawan Budiarto mengakui hal-hal yang diceritakan Aji Surya. Wawan menambahkan TKI Korea Selatan sering mengalami kendala bahasa. Tidak sedikit TKI Korea Selatan yang kesulitan berkomunikasi dengan manajemen perusahaan.
Kepala BP3TKI Jateng Suparjo menyebutkan pihaknya akan terus memperbaiki pelayanan keberangkatan TKI Korea Selatan sesuai instruksi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).
Suparjo pun menuturkan pihaknya sudah menyiapkan beberapa program pemberdayaan TKI purna. Contohnya beberapa program pemberdayaan TKI purna yang berhasil antara lain budidaya Jamur di Temanggung dan ternak ayam di Kabupaten Pati. (Ol)