Foto: Ilustrasi rancangan Kota Neom di Arab Saudi (NEOM) sumber detikNews.com
Banyak buruh migran Indonesia kerja di Arab Saudi. Tapi di masa depan, Saudi akan memiliki kota yang pembantunya robot.
Selamat datang di Neom, kota masa depan Arab Saudi super canggih yang akan segera diwujudkan jadi nyata. Neom kepanjangan dari Neo Mustaqbal atau New Future. Ini adalah mega proyek ambisius Saudi untuk beralih dari negara minyak, ke negara penuh teknologi di masa depan.
Di bawah komando Pangeran Mahkota Mohammad Bin Salman, proyek ini nilainya USD 500 miliar (Rp 6.999,9 triliun). Neom mulai digembar-gemborkan sesuai visi baru negara Arab Saudi 2030. Neom ditargetkan selesai tahun 2025, namun tahap satunya akan selesai 2020. Lokasi untuk Kota Neom di tepi Laut Merah, Arab Saudi.
Dari situs resmi Neom, Rabu (6/11/2019) NEOM akan dibangun di Barat Laut Arab Saudi berbatasan dengan Mesir dan Yordania. Kota pinggir laut ini luasnya 26.500 km 2 atau 35 kali ukuran Singapura.
Yang digembar-gemborkan adalah, ini akan jadi kota paling canggih di dunia. Kecanggihannya meliputi energi terbarukan, teknologi air paling canggih di padang pasir, bioteknologi, manufaktur, media, teknologi digital, makanan, wisata, olahraga, pendidikan, kesehatan, hiburan dan budaya, serta jasa.
Beberapa bocoran yang diperoleh media internasional memang cukup mengejutkan dan ambisius. World Street Journal mencatat beberapa keunggulan Neom kelak di antaranya:
Pembantu robot akan melakukan tugas membersihkan rumah sehari-hari. Selamat tinggal pembantu manusia! Ada lagi tontonan pertarungan robot dan taman hiburan dinosaurus robot.
Pangeran Fahd Bin Sultan, Gubernur Tabuk mengatakan Neom akan memakai mobil terbang di tahun 2030. Raksasa teknologi Jepang, Softbank akan digandeng untuk mengatur rekayasa genetik kekuatan dan IQ manusia yang tinggal di Neom.
Untuk menjaga keamanan, ada kamera, drone, pengenal wajah dimana-mana di NEOM. Untuk mengatur iklim di Neom akan ada pembibitan awan untuk mengatur hujan.
Tidak tanggung-tanggung. Ada laporan, yaitu rencana membuat Bulan buatan. Entah dengan drone atau gambar live-streaming.
Di Neom dunia pendidikan juga akan dibikin canggih. Gurunya berupa hologram. Kota Neom akan menggunakan 100 persen energi terbarukan dari tenaga surya, tenaga angin, penyulingan air laut, pertanian padang pasir, dan lain-lain.
“Neom adalah segala hal tentang masa depan dan visioner. Kita bicara soal teknologi paling canggih dan dalam beberapa hal masih berupa teori,” kata CEO Neom, Nadhmi Al Nasr.
Gambaran sekilas Neom rupanya ditanggapi agak miring oleh banyak orang. Misalnya, kota canggih tapi semua diawasi ketat dan manusia rekayasa jadi penduduk kota.
Banyak media menulis ini bukan utopia, tapi kebalikannya yaitu dystopia. Ini seperti film fiksi ilmiah tentang dunia masa depan yang otoriter. (Ol)