Foto: rumah orangtua Mulyani di Kelurahan Mlangsen Blora Jawa Timur sumber tribunnews.com
Setelah 10 tahun tidak ada kabar, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Blora dikabarkan meninggal di Malaysia. Diduga penyebab meninggalnya TKW bernama Mulyani ini karena pendarahan.
Kapolsek Blora AKP Joko Priyono mengatakan, kabar meninggalnya TKW asal Blora tersebut telah diinformasikan kepada pihak keluarga. TKW bernama Mulyani (30) itu merupakan warga asal Kelurahan Mlangsen, Blora.
Mulyani merupakan anak dari pasangan almarhum Supardjan dan Wagiah. Mulyani menikah pada 2008 dengan seorang pria bernama Wiwit warga Desa Cabak, Kecamatan Jiken, Blora. Tahun 2010, Mulyani ke Jakarta untuk menyusul suaminya yang bekerja di sana. Sejak saat itu, keluarga sudah tidak pernah menjalin komunikasi.
10 tahun kemudian baru diketahui kalau Mulyani meninggal di Malaysia. Keluarga pun syok mendapati kabar tersebut. Meski begitu, keluarga ingin jenazah dimakamkan di Blora.
“Keluarga inginnya jenazah dikubur di Blora, tapi belum tahu ini kabar terakhirnya bagaimana. Kami masih menunggu dan koordinasi,” ujar Joko yang juga telah menjalin komunikasi dengan AKBP Danu Agus yang bertugas di Malaysia.
Setelah ditelusuri, rupanya Mulyani adalah TKW ilegal. Saat ini jenazah masih berada di rumah sakit.
Kabar meninggalnya Mulyani kali pertama diinformasikan oleh seorang warga Kecamatan Kunduran Blora bernama Sumar yang kini bekerja di Malaysia. Yang ketika mengetahui kabar itu Sumar langsung menginformasikan kepada lurahnya. Saat dicari alamatnya ternyata benar.
Sumar menginformasikan saat ini jenazah sudah empat hari di rumah sakit. Masih ditangani tim forensik Malaysia. Meninggalnya Mulyani dikabarkan karena mengalami pendarahan hebat. Kondisi Mulyani saat itu tengah hamil.
Belum bisa memastikan apakah jenazah akan dipulangkan ke Blora atau dikubur di Malaysia. Selain kasus meninggalnya Mulyani masih ditangani Polisi, kalaupun harus memulangkan jenazah biayanya tidak sedikit.
Menurut Sumar, Mulyani di Malaysia tinggal bersama suaminya bernama Agus asal Sulawesi. Rumah tangga mereka dikaruniai tiga orang anak yang masih kecil. Dua perempuan satu laki-laki. Anak yang paling besar seusia TK. (0l)