Foto: Uji Lab Kandidat Obat Herbal untuk Covid-19 di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI, Tangerang Selatan. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto) sumber cnbcindonesia.com
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan perkembangan vaksin yang terus dikaji oleh seluruh anak bangsa. Saat ini tim pengembangan vaksin nasional sedang dibentuk yang beranggotakan seluruh kementerian yang terkait secara langsung dalam pengembangan vaksin.
“Tim pengembangan vaksin nasional anggotanya tidak hanya Kemenristek/BRIN tapi juga mengikutsertakan Kementerian BUMN; Kementerian Kesehatan; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Perindustrian; dan beberapa kementerian lainnya. Tujuannya adalah kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat agar tidak tertinggal dibanding negara lain.”
Indonesia juga mengembangkan vaksin dari dalam negeri sendiri yang diharapkan akan efektif terutama untuk virus yang beredar di Indonesia. Pengembangan vaksin untuk strain virus Covid-19 dalam negeri juga diperlukan karena berdasarkan whole genome sequencing atau pengurutan menyeluruh dari gen virus yang ada di Indonesia, dimana strain virus Covid-19 yang menyebar masuk dalam tiga belas strain virus.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman saat ini sudah mengumpulkan tujuh whole genome sequencing dari Covid-19 di Jabodetabek. Sementara Universitas Airlangga (Unair) sudah mengumpulkan enam whole genome sequencing dari episentrum atau pusat wabah Covid-19 di Surabaya dan sekitarnya. Dari total tiga belas whole genome sequencing ini, baru dua strain yang diidentifikasi sebagai strain Covid-19 yang beredar di Eropa.
Sebelas strain sisanya masih dilabeli others atau masih belum masuk kategori yang dikenali oleh GISAID, yaitu bank data influenza dan coronavirus dunia. “Kita semuanya submit kepada GISAID. GISAID ini semacam bank data influenza di dunia. Analisis mereka adalah mereka sekarang sudah punya enam kategori untuk virus Covid-19 di seluruh dunia,” kata Menristek.
Kemenristek/BRIN saat ini melakukan pengembangan vaksin secara paralel atau bersamaan. Strategi utama pengembangan vaksin dilakukan dengan mendukung dan mendanai LBM Eijkman dalam mengembangkan vaksin untuk strain Covid-19 yang hanya menyebar di Indonesia.
“Pengembangan vaksin dilakukan secara paralel dalam pengertian kita tetap mengembangkan vaksin yang dari awal dikembangkan di Indonesia dipimpin oleh Eijkman menggunakan platform yang namanya protein rekombinan.”
“Saat ini sedang dalam tahap untuk mengidentifikasi protein yang nantinya diujicobakan terhadap virusnya dan kelebihan dari metode ini adalah kita hanya melakukan pengembangan vaksin yang berbasis virus yang beredar di Indonesia, baik di Litbangkes maupun di Eijkman. Kalau kita bisa menemukan vaksin dari pendekatan ini, hampir pasti ini akan ampuh terhadap virus yang beredar di Indonesia,” ungkap Bambang.
Strategi kedua pengembangan vaksin adalah melalui bekerja sama dengan negara lain, yaitu China dan Korea Selatan namun strategi ini memiliki kelemahan Indonesia tidak bisa mendapatkan transfer teknologi terkait penemuan vaksin Covid-19. Bekerja sama dengan pengembang luar, yang sudah diberitakan Bio Farma sudah bekerja sama dengan Sinovac dari China yang sudah akan masuk tahap uji klinis di Indonesia.
Uji klinis ini penting karena kuncinya nanti vaksin yang dikembangkan di China bisa dikembangkan di Indonesia. “Indonesia ini memang sangat unik untuk uji vaksin karena kita punya etnis yang cukup banyak dan diharapkan satu jenis vaksin bisa untuk semua.
Kalbe Farma juga bekerja sama dengan Korea akan melakukan uji klinis di Indonesia. Kelemahan dari pendekatan ini adalah transfer teknologinya hanya di produksinya saja tapi transfer teknologi di penemuan vaksin tidak bisa dilakukan,” ungkap Bambang. (0l)