Foto: TKI yang diculik di perairan Malaysia sumber Kompas.com
Peristiwa yang melibatkan WNI di luar negara Indonesia baru-baru ini terjadi. Bermula dari kabar anak buah kapal dan kapten kapal asal Indonesia yang bekerja di sebuah perusahaan perikanan di Malaysia. Mereka dilaporkan telah diculik oleh sekelompok orang di Perairan Sabah Malaysia pada Selasa (11/9/2018) dini hari.
Keduanya adalah Syamsul Saguni (40) dan Usman Yunus (35), warga Desa Lalattedong dan Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Majene. Mereka diduga diculik saat berlabuh di dermaga Pulau Gaya si Semporna Sabah Malaysia.
Kronologi kejadian disampaikan sendiri oleh keluarga korban. Insiden diduga terjadi pada Selasa (11/9/2018) sekitar pukul 01.00 waktu Sabah Malaysia.
Dari 4 ABK, dua orang asal Indonesia disandera kelompok bersenjata. Keduanya berada di kapal nelayan Dwi Jaya I milik Perusahaan Perikanan Sabah Malaysia.
Penculikan kemudian dilaporkan oleh salah satu awak kapal yang bersembunyi di kompartemen kapal saat insiden terjadi.
Dua WNI yang diculik tersebut digiring dengan ancaman senjata tajam ke kapal penculik. Terdengar ada logat dan bahasa Filipina yang akrab di warga Malaysia.
Kasus penculikan nelayan asal Majene yang bekerja di sebuah perusahaan perikanan di Malaysia ini sudah yang keempat kalinya.
Pelapor penculikan yang satu ini adalah rekan Usman dan Syamsul yang selamat dari insiden tersebut.
Hingga kini, lokasi keduanya dan para penculik belum diketahui.
Istri dari rekan Usman yang selamat dalam penculikan menjelaskan, saat itu suaminya bekerja menangkap ikan di Perairan Semporna, Malaysia.
Tiba-tiba Usman dan rekan-rekannya didatangi dan ditodong oleh kelompk bersenjata. Samsul dan Usman langsung digiring naik kapal milik penculik.
Seperti dalam penculikan serupa sebelumnya, kedua TKI tersebut diduga diculik oleh kelompok yang sama.
Hingga saat ini, Kepolisian Sabah Malaysia tengah memburu kelompok penculik yang diyakini menculik dua nelayan Indonesia di Perairan Semporna, Sabah, Malaysia.
Dua istri Anak Buah Kapal WNI yang diculik tersebut, berharap pemerintah Indonesia dan Malaysia membantu membebaskan suaminya yang diculik sejak 7 September 2018 lalu. Keluarga TKI yang diculik kelompok bersenjata berdoa suaminya pulang selamat.
Samsul Saguni, diceritakan istrinya menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga. Kini keluarga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan tidur pun tak bisa nyenyak. Dia mengaku sangat cemas akan keselamatan suaminya lantaran hingga kini ia tak bisa berkomunikasi langsung.
Konsulat RI di Tawau, Malaysia, mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia WNI yang bekerja sebagai nelayan di Negara Bagian Sabah, Malaysia, untuk menghentikan kegiatan melaut sementara waktu pasca- penculikan 2 WNI.
Liaison Officer (LO) Polri di Tawau, Kompol Ahmad Fadilan mengatakan, Konsulat telah mengeluarkan imbauan kepada nelayan sejak Kamis (13/9/2018) lalu.
Surat edaran sudah dikeluarkan agar sementara waktu masyarakat WNI yang ada di Sabah tidak melakukan aktivitas melaut dan pencarian ikan sampai situasi dinilai kondusif atau ada jaminan keselamatan dari otoritas setempat di Malaysia.
Saat ini KJRI Tawau langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia terkait upaya pencarian dan pembebasan 2 korban penculikan. (Ol)