Foto-foto dok pribadi (Detik).
Purna TKI Korea yang pernah bekerja sebagai buruh migran di Korea pada tahun 1997 silam ini harus diapresiasi sebagai TKI sukses yang menelorkan usaha beromset miliaran. Abdullah Hadi, purna TKI ini bersama 3 orang rekan-rekannya purna TKI Korea Selatan membangun sebuah usaha perternakan ayam modern.
Seperti yang dirangkum dari pemberitaan Detik, awal ceritanya, setelah Hadi selesai kontrak 3 tahun dari Korea Selatan, ia kembali ke tanah air dan membuka usaha perternakan lele. Namun sayangnya, usaha tersebut merugi dan membuat Hadi menutupnya. Uang hasil kerja keras di Korea sudah terpakai semua untuk membuka dan membangun bisnis lele tersebut.
Singkat cerita, ia pun mengunjungi BNP2TKI di bidang pemberdayaan TKI untuk mencari tahu program usaha bagi mantan TKI. Singkat cerita pada tahun 2015 Hadi bersama 3 orang purna TKI Korsel ingin membangun peternakan ayam modern. Sayangnya, mereka terkendala modal karena modal yang dibutuhkan cukup tinggi yaitu Rp 1 miliar-Rp 2 miliar untuk membangun kandang modern.
BNP2TKI memberi solusi pinjaman usaha dari BNI dengan jaminan sertifikat tanah. Dalam seminggu uang Rp 2 miliar sudah didapat dan kandang siap dibangun. Hadi bermitra dengan PT Super Unggas Jaya (Suja), anak perusahaan dari Cheil Jedang Feed Indonesia, perusahaan peternakan asal Korsel yang beroperasi di Indonesia.
Sudah 2 tahun berjalan, ternyata bisnis yang digelutinya pun berhasil. Ayam siap panen di usia 22 hari dengan bobot 1 kg dan 29 hari dengan bobot 1,6 kg, dihargai Rp 4.000-Rp 5.000/ekor. Saat ini sudah ada 24 kandang dengan populasi ayam sekitar 600.000 ekor. Total omset tiap kandang untuk setiap kali panen berkisar antara Rp 135 juta-Rp 180 juta/bulan. Hadi juga mempunyai usaha ayam sendiri dengan jumlah mencapai 220.000 ekor.