Foto: Orang tua Zulfa menangis menceritakan penyiksaan yang dialami anaknya saat bekerja di Malaysia. (Foto: iNews/Indra Siregar)
Kasus kekerasan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) masih saja terjadi. Seorang TKW asal Pringsewu, Lampung, Zulfa Nur Chintia (24), mengalami penyiksaan selama bekerja di Malaysia. Majikan tak hanya memukuli dia hingga patah tulang, tapi juga memotong ujung lidahnya. Orang tuanya kini hanya bisa berharap Zulfa mendapat keadilan.
Orang tua korban tidak bisa menahan kesedihan melihat kondisi Zulfa yang sangat berbeda setelah kembali ke rumahnya di Kelurahan Sinabaru Timur, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Air mata mereka menetes saat menceritakan penyiksaan yang dialami Zulfa hingga meninggalkan trauma mendalam.
Ayah Zulfa, Kartim mengatakan, mereka awalnya tidak menyangka anaknya pulang ke rumah pada Rabu yang lalu. Ibu satu anak itu sebelumnya tidak pernah mengabarkan akan pulang. Mereka pun kaget ketika melihat kondisi Zulfa yang berubah drastis setelah pulang dari Malaysia.
Empat gigi bawahnya ompong. Ujung lidahnya tidak ada. Jari telunjuk kanannya tidak bisa digerakkan. Zulfa juga terlihat sering menundukkan kepala. Awalnya Zulfa tampak takut menceritakan yang dia alami. Namun, setelah didesak, dia mengungkapkan penderitaannya selama bekerja menjadi TKI.
Menurut Zulfa, tulang lehernya patah karena dipukul majikannya. Akibatnya, dia sering terlihat menundukkan kepala karena tidak mampu menahan kepala tegak dalam waktu lama. Selain itu, jari telunjuk kanan Zulfa patah karena dipukul.
Majikannya juga mencopot empat gigi bawahnya dengan tang. Kemudian, ujung lidahnya dipotong. Beberapa anggota tubuh Zulfa mengalami luka lebam karena sering dianiaya majikan.
“Jari saya dipatahkan karena suatu malam saya enggak bisa kerja, trus majikan saya bilang, apa buktinya enggak bisa kerja, akhirnya jari saya dipatahkan. Gigi saya dicopot pakai tang karena katanya saya bicara bohong. Saya disuruh kemas mainan, saya bilang sudah saya kemas rapi, tapi dia bilang belum rapi,” kata Zulfa, Sabtu (28/7/2018).
Semua tindakan itu dilakukan sang majikan sebagai bentuk hukuman kepadanya karena hal sepele. Hingga kini, Zulfa juga masih trauma setelah mengalami penyiksaan parah. Orang tuanya berharap pemerintah membantu Zulfa mendapatkan keadilan atas perbuatan majikannya yang sadis.
“Kami ini hanya meminta keadilan. Kami ini orang bodoh, tidak tahu hukum. Kami enggak terima anak kami pulang cacat, waktu berangkat anak kami tidwk cacat,” kata Kartim sambil menangis.