Foto dok Indosuara
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Hanif Dhakiri melakukan kunjungan selama sepekan ke timur tengah. Dalam kunjungan yang dimulai sejak 22 Mei 2016 ini, ada tiga agenda pokok yang dibawa, yaitu upaya sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan untuk pencegahan buruh migran ilegal dan trafficking, perluasan penempatan pekerja formal dan penjajakan kerjasama investasi pelatihan kerja.
Dalam siaran pers yang diterima, disebutkan Hanif akan berkunjung ke tiga negara di kawasan timur tengah, yakni Saudi Arabia, Qatar dan Uni Emirat Arab. Pemilihan ketiganya, karena buruh migran Indonesia banyak yang bekerja di negara tersebut.
Pada kunjungan kerjanya ini, Hanif Dhakiri didampingi Dirjen Binapenta Herry Sudarmanto, Dirjen Binalattas Khairul Anwar, Staff Khusus Menaker MF Nur Huda Yusro dan pejabat kementerian lainnya.
Hanif mengatakan, tiga agenda yang dibawanya ke timur tengah sangat penting bagi buruh migran Indonesia. Soal sinkronisasi misalnya. Kebijakan antara negara di timur tengah dan kebijakan ketenagakerjaan yang ditetapkan Indonesia, penting dilakukan, agar tidak muncul masalah serius antar kedua negara.
Salah satunya adalah soal visa kerja. Hanif mengatakan, masih ada negara di timur tengah yang mengeluarkan visa housemaid atau pekerja rumah tangga, sedangkan Indonesia secara resmi sudah menutup dan melarang pengiriman pekerja rumah tangga ke kawasan timur tengah sejak 2015.
Sedangkan soal perluasan penempatan pekerja formal, Indonesia berkepentingan melakukan lobi antar negara agar pekerja formal mudah diterima dengan standar penghasilan dan perlindungan yang makin layak.
“Di timur tengah ada sektor strategis yang berkembang, semisal konstruksi, pariwisata, migas dan telekomunikasi. Ini adalah peluang pasar kerja bagi para pekerja Indonesia,” ujar Hanif.
Agar buruh migran Indonesia memiliki kompetensi yang dibutuhkan, Hanif Dhakiri juga akan melakukan penjajakan kerjasama investasi pelatihan kerja kepada pihak pemerintah dan swasta di ketiga negara itu.
Sementara itu, Koordinator Peduli Buruh Migran, Lily Pujiastuti mengapreasi kunjungan kerja ini. Menurutnya, peningkatan skill untuk buruh migran sangat penting karena merupakan ujung tombak dalam bekerja.
Lily juga berharap dengan kunjungan ini, kontrol pemerintah harus lebih optimal, pasca penutupan atau moratorium ke timur tengah. Ia menilai, pasca moratorium, banyak penempatan buruh migran un-prosedural dan ilegal.
“Langkah yang ditempuh Menaker dengan melakukan kunjungan dan kerjasama sudah sangat tepat,” pungkasnya. (yw)