Foto: ilustrasi kopi sumber liputan6.com
Lalu Thoriq, salah seorang purna tenaga kerja Indonesia (TKI) Korea Selatan asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menggeluti bisnis kopi dan akan segera mengekspor sebanyak 500 ton ke Korea Selatan setiap tahun. Kopi yang akan diekspor jenis robusta yang diproduksi petani di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.
Menurut Thoriq, TKI yang pernah bekerja di Korea Selatan selama lima tahun itu, pengusaha dari negeri ginseng tertarik dengan kopi dari NTB. Salah satunya jenis robusta produksi petani di Kecamatan Gangga.
Kopi dari wilayah utara Pulau Lombok dinilai memiliki kelebihan empat varian cita rasa, yakni rasa gula merah (brown sugar), cokelat, apel, dan karamel. Varian rasa tersebut sangat cocok dengan lidah para penyuka kopi di Korea Selatan.
Thoriq mengaku mengenal pengusaha dari Korea Selatan yang sekarang menjadi mitra bisnisnya ketika masih menjadi pramuwisata (guide). Profesi memandu wisatawan tersebut dijalani setelah habis masa kontrak kerja di Korea Selatan.
Perkenalan dengan wisatawan sekaligus pengusaha kopi dari Korea itu, akhirnya memutuskan Thoriq pensiun jadi pramuwisata dan fokus di bisnis kopi sejak dua tahun silam.
Pria yang sudah membuka kafe kopi kecil-kecilan di Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, mengaku sudah beberapa kali mengirim sampel kopi ke Korea Selatan, namun ditolak terus. Pasalnya, kopi yang dikirim tidak memenuhi standar.
Sudah sekitar 200 kilo sampel kopi yang dikirim, tapi semuanya ditolak. Akhirnya, pengusaha sekaligus mitra usaha dari Korea Selatan itu datang untuk mengajari teknis standardisasi kopi kualitas ekspor.
Meskipun sudah mendapat pengetahuan tentang standardisasi kopi di Korea Selatan, pengusaha kopi yang tergolong pemula juga harus memenuhi standar kualitas ekspor yang disyaratkan oleh Kementerian Perdagangan.
Thoriq juga harus melengkapi berbagai dokumen perizinan yang disyaratkan oleh Dinas Perdagangan NTB, agar bisa menjadi eksportir kopi. Semua itu sudah dipenuhi berkat bimbingan dari dinas setempat.
“Mungkin sekitar Juli 2018, saya sudah bisa mengekspor perdana sebanyak 10 ton sebagai kerja sama tahap pertama. Harganya Rp 40 ribu/kg dan pembeli yang menanggung semua biaya pengiriman,” kata Thoriq.
Selain kopi robusta produksi petani Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Thoriq juga mempromosikan semua kopi NTB kepada mitra bisnisnya. Kopi Sembalun di kaki Gunung Rinjani, Pulau Lombok, dan kopi Tepal di Kabupaten Sumbawa, serta kopi luwak Pulau Lombok dan Sumbawa. (Ol)