Dimas Fredy Arisandy, mahasiswa jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya berhasil menciptakan komposter sampah. Alat inovasi ramah lingkungan itu dibuat dari besi bekas yang di sekitar bengkel tempat Dimas bekerja. Bentuknya seperti tabung horisontal yang disangga dengan empat kaki lengkap dengan roda.
Komposter hasil karya Dimas ini bisa bekerja secara otomatis dan manual. Jika memilih mode manual, pengguna dapat menekan tombol yang ada pada remote kontrol di bagian samping kanan mesin. Di situ terdapat pilihan untuk mencacah ataupun mengaduk.
Mode otomatis dijalankan dengan sensor pt100 yang berfungsi untuk mendeteksi kenaikan suhu endapan adonan kompos di dasar tabung. Di suhu 40 derajat Celcius alat akan secara otomatis mengaduk serta menyalakan exhaust fan.
“Untuk memutar alat pemotong, dipergunakan motor listrik dan inverter untuk mengatur kecepatan mencincang. Cara kerjanya bisa dipilih secara otomatis maupun manual,” ujar Dimas kepada IndosuarA, Jumat (23/9/2016).
Cara kerja komposter ini seperti gunting yang akan mencincang sampah hingga berukuran sangat kecil. Setelah pemrosesan selama tujuh hari nonstop, kompos siap digunakan.
Untuk menghasilkan komposter yang maksimal, Dimas melakukan penelitian dan ujicoba selama lima bulan. Hal tersulit adalah bagian mekanik dari alat pencacah sekaligus pengaduk yang terdapat di dalam komposter.
Dimas yang kini sibuk membantu orangtuanya di daerah Margomulyo, berharap suatu saat dapat memproduksi massal komposter fungsi ganda inovasinya. Jika diproduksi massal, hasil karyanya diperkirakan berharga lima hingga sepuluh juta rupiah.
“Jika ditanya biaya memproduksi komposter saya bingung karena banyak memanfaatkan barang bekas maupun alat pinjaman dari teman maupun laboratorium kampus,” pungkasnya. (yw)