Foto: Ketua SBMI Indramayu, Juwarih menunjukan foto Suniah (50), TKW asal Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Rabu (20/1/2021). Sumber tribunnews.com
Mendengar kabar Suniah (50), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Indramayu, meninggal dunia di Mesir, keluarga selain kaget dan berkabung, juga merasa kebingungan. Pasalnya, jenazah TKW asal Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat yang meninggal pada Selasa (19/1/2021), itu sulit untuk dibawa pulang ke Tanah Air.
Suniah sendiri diketahui ditemukan meninggal dunia seusai mengalami sakit kepala. Ia ditemukan tergeletak di kamar mandi rumah majikannya di Mesir setelah 3 jam tidak keluar dari kamar mandi.
Keluarga di Indramayu mengaku kebingungan untuk memulangkan jenazahnya ke Indonesia, karena disebutkannya KBRI minta uang.
Keluarga mendapat kabar bahwa konsuler KBRI di Mesir meminta sejumlah uang dalam nominal besar untuk biaya pemulangan jenazah. Terlebih, Suniah sendiri diketahui merupakan TKW yang diberangkatkan secara ilegal pada sekitar tahun 2019 lalu.
“Katanya itu kalau ingin jenazah dipulangkan ke tanah air harus menyiapkan uang dalam jumlah besar, pihak kedutaan di sana yang bilang saat mengabari kakak saya meninggal,” ujar adik Suniah, Kasman (48) Rabu (20/1/2021).
Kasman melanjutkan, selain meminta uang dengan nominal besar, konsuler tersebut juga menyampaikan, untuk proses pemulangan jenazah kemungkinan akan memakan waktu yang lama. Yakni, sekitar 1-2 bulan dengan alasan pandemi Covid-19.
“Sampai sekarang kami dari pihak keluarga belum memutuskan harus bagaimana, masih mau berembuk dulu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi mengaku menyesalkan adanya permintaan uang tersebut. Pemerintah desa pun, sama seperti pihak keluarga diberi kabar soal biaya yang harus disiapkan oleh pihak konsuler di Mesir.
“Cuma sedikit yang kami pertanyakan kepada konsuler yang ada di Mesir, kenapa masyarakat kami itu seakan-akan ditakut-takuti untuk pemulangan jenazah ini, karena kalau ingin dipulangkan harus bayar Rp 170 juta.”
Ujar Asyriqin yang menyebutkan nominal tersebut, tidak masuk akal. Bahkan seharusnya, pihak keluarga tidak dibebani biaya sepeser pun untuk pemulangan jenazah.
Disampaikan Asyriqin Syarif Wahadi, pemerintah desa masih mengupayakan agar jenazah bisa dipulangkan tanpa keluarga harus mengeluarkan biaya sepeser pun.
“Kalau di pulangkan ya di pulangkan kalau seandainya kebijakan untuk dikuburkan di sana, tolong jangan ditakut-takutin masalah finansial,” lanjut Asyriqin Syarif Wahadi.
Di tempat terpisah, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih turut menyesalkan adanya permintaan uang tersebut. SBMI akan mencoba mengklarifikasi lebih lanjut kepada KBRI di Mesir soal adanya permintaan uang tersebut. (0l)