Foto-foto dok pribadi.
Seringkali kita mendengar beragam alasan dari rekan-rekan TKI bahwa salah satu alasan mengapa ingin kembali menjadi TKI setelah menyelesaikan kontrak, dikarenakan di Indonesia tidak ada lapangan kerja yang mencukupi. Namun, berita mengenai purna TKI yang satu ini sepertinya bisa mengubah alasan tersebut. Justto Lasoo, sosok yang punya nama asli Loso Abdi ini adalah salah satu purna TKI yang dulu pernah bekerja di sebuah pabrik di Taichung selama 5 tahun dan sudah mendapatkan pekerjaan di Indonesia. Bahkan pekerjaan yang dia dapatkan tergolong mapan.
Nama Justto di media Indosuara sendiri tak asing dipublikasikan. Justto adalah seorang purna TKI yang mempunyai banyak prestasi yang telah dihasilkan selama bekerja di Taiwan. Ia telah mendapat banyak penghargaan dari organisasi di Taiwan maupun di Indonesia seperti Juara 1 Bilik Sastra Award RRI, juara 1 lomba melukis di ajang Taichung City International labor Festival 2016, juara 3 netizen journalist yang diadakan oleh pemerintah Taiwan, dan juara 1 lomba menulis Taiwan Literature Award for Migrants.Bahkan ia sudah menerbitkan suatu buku berjudul, “Kutemukan Cahaya di Bumi Formosa”.
Berikut obrolan Indosuara bersama Justto mengenai pengalamannya mendapatkan pekerjaan tersebut.
Anda telah menyelesaikan kontrak kerja di Taiwan dan memutuskan untuk kembali pulang ke Indonesia dan tidak lagi akan kembali ke Taiwan. Apa yang membuat Anda bersikukuh untuk mengambil keputusan ini?
Saya kembali ke Indonesia sejak akhir tahun 2016, dan memutuskan untuk tidak kembali bekerja di Taiwan lagi. Alasan utama karena keluarga. Selain keluarga, saya berpikir kalau tidak selamanya saya bisa bekerja di luar negeri, untuk itu saya harus mulai membangun usaha atau karir di dalam negeri.
Saat ini Anda bekerja di sebuah perusahaan nasional bergengsi, bisa diceritakan pengalamannya saat mendapat pekerjaan tersebut?
Awalnya ada seorang teman yang membantu saya untuk ikut tes di sebuah perusahaan. Akhirnya setelah melalui serangkaian tes, saya diterima bekerja di salah satu perusahaan kontraktor nasional. Ilmu dan pengalaman yang saya dapat dari Taiwan juga sangat membantu saya ketika tes maupun saat sudah bekerja sekarang ini.
Saya merasa sangat beruntung, sewaktu masih bekerja di Taiwan bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menimba ilmu, dari mulai belajar bahasa hingga public speaking. Semua sangat berguna ketika saya sudah kembali ke Indonesia. Saya bekerja sejak bulan Februari 2017 sebagai salah satu staf di perusahaan kontraktor. Kebetulan saat ini tengah mengerjakan proyek PLTU di wilayah Sulawesi.
Apa tugas Anda sehari-hari dan bagaimana Anda mengatasi kendala yang dialami dalam pekerjaan? Pelajaran apa yang bisa Anda petik dari tugas rutin tersebut?
Sebagai staf logistik, pekerjaan saya adalah memastikan ketersediaan logistik di lapangan. Sebenarnya hampir tidak ada kendala yang saya temui, kecuali kebiasaan bekerja di Taiwan yang selalu dituntut cepat, cermat dan tepat. Mengatur dan membawahi penduduk lokal yang masih bekerja dengan kebiasaan mereka adalah sedikit tantangan bagi saya, dan bagaimana mengubah pola pikir mereka agar bisa lebih baik.
Banyak sekali pelajaran yang saya dapat di tempat kerja yang baru ini. Pelajaran paling berharga adalah bahwa sebenarnya di Indonesia itu masih banyak sekali kesempatan, asal kita mau dan mampu bersaing.
Apa cita-cita atau impian Anda ke depannya?
Cita-cita hanya ingin menjadi seorang suami dan ayah yang baik untuk istri dan anak-anak saya. Maka dari itu, saya harus bisa berhasil dalam pekerjaan atau usaha.
Apa pesan Anda untuk rekan-rekan TKI di seluruh Taiwan?
Pesan saya kepada teman-teman TKI, pergunakan waktu kalian sebaik mungkin saat masih terikat kontrak. Carilah ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya, karena hal-hal itulah yang akan menolong kehidupanmu selanjutnya di tanah air. Tetap hati-hati dan menjaga keselamatan diri saat bekerja.
Berikut berita-berita Indosuara yang pernah memuat mengenai prestasi Justto Lasoo