Foto: Postingan AS di Facebook yang viral di media sosial. Sumber sosial media.
Sebuah postingan bernada sarkasme dan menghina Tenaga Kerja Indonesia (TKI) viral di media sosial. Pemosting, AS, dalam akun Facebooknya mengaku bekerja sebagai pegawai di Dinas Pendidikan (Disdik) Bontang, Kalimantan Timur.
AS menyebut babu dengan nada merendahkan ditujukan kepada TKI yang bekerja di luar negeri. Tidak cuma sekali kata ‘babu’ ia sebut dalam postingan tersebut.
Dia juga mengatakan para TKI hanya mengenyam pendidikan yang rendah dan memiliki minim keterampilan.
“Kalian para babu hidup di bawah garis kemiskinan. Sampai rela meninggalkan keluarga. Kerja menjadi babu di negara lain. Apa masih ada yang tersisa dari diri kalian kecuali keinginan untuk mencari uang biar nggak miskin? Pendidikan minim. Keterampilan hanya menjadi babu. Mbok ya jangan kebanyakan gaya bicara ini itu. Toh semua tahu level seorang babu tetaplah babu. Hidup dari belas kasihan majikan. Makan sisa makanan majikan. Barang-barang pakai bekas majikan. Apa yang bisa kalian banggakan?”
AS menyebut dirinya sebagai pegawai di Disdik Bontang. Ditelusuri dari website Disdik Bontang, nama AS memang terdaftar sebagai pegawai di institusi tersebut pada bidang PAUD, Dikmas dan kebudayaan. Status kepegawaiannya yakni Non-PNS.
Sekretaris Umum Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Hermono menyayangkan adanya postingan yang bernada menghina dan merendahkan TKI itu.
Hermono menjelaskan menjadi TKI adalah hak setiap warga negara. Selain itu pekerjaan sebagai asisten rumah tangga adalah salah satu profesi yang bermartabat. Menjadi pekerja domestik (asisten rumah tangga) diakui oleh ILO (Konvensi 189) sebagai profesi yang bermartabat, demikian penjelasan Hermono seperti dikutip detikcom, Selasa (5/9/2017).
Tidak pada tempatnya siapa pun merendahkan pekerjaan sebagai pekerja domestik. Tugas pemerintah adalah untuk memastikan bahwa proses migrasi menjadi TKI berjalan dengan aman dan sesuai aturan. (Ol)