Foto diambil dari BNP2TKI.
Keinginan bekerja di Korea disampaikan Dimas, remaja asal Kabupaten Cirebon. Menurutya dengan penghasilan Rp 16 juta sebulan, dia yakin bisa segera mengumpulkan uang dalam jumlah besar untuk sekali kontrak kerja selama tiga tahun. Uang tabungannya itu bisa dibuat modal usaha.
“Dari dulu sudah ingin kerja ke Korea, begitu ada tes saya langsung ikut saja, karena gajinya yang besar” tambah Dimas.
Bekerja di Korea Selatan (Korsel), rupanya menjadi impian banyak pemuda-pemudi di Daerah Jawa Barat. Besarnya animo masyarakat Jawa Barat terlihat dari jumlah pendaftar EPS Point system BNP2TKI yakni sebanyak 5.751 memperebutkan pekerjaan di sektor Manufaktur, dengan tawaran upah minimum sebesar 1,3 juta won atau setara Rp.16 juta.
Untuk Jawa Barat, Ujian EPS Korea dilaksanakan di Kampus IKOPIN Jatinangor. Peserta datang dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka antusias sekali ingin bisa bekerja ke Korea, kata Delta, Kepala BP3TKI Bandung, di Kampus IKOPIN (2/4).
Di sela memantau pelaksanaan tes EPS, Delta juga mengatakan BNP2TKI sudah menjalankan program pelatihan pemberdayaan bagi TKI Purna, yang meliputi pelatihan kewirausahaan dan keuangan.
Program tersebut sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu. Tujuannya dengan program tersebut agar para TKI purna tidak selamanya menjadi pekerja. Tapi jadi majikan dengan membuka wirausaha dari hasil upah menjadi TKI di Korea. Bentuk kegiatan usaha ekonomi kreatif TKI Purna Provinsi Jawa Barat antara lain meliputi usaha kuliner, handy craft, peternakan, pertanian dan perikanan.
Tahun 2017 BP3TKI Bandung menargetkan 900 edukasi kewirausahaan untuk TKI purna di 10 Kabupaten di Jawa Barat, diantaranya Bandung Barat, Purwakarta, Cirebon, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, Majalengka, Garut, Kuningan dan Sumedang. Targetnya TKI purna Korea yang minim keterampilan. (ol)