Foto diambil dari Associate Press (AP).
Indonesia meluncurkan salah satu kampanye vaksinasi COVID-19 terbesar di dunia pada Rabu kemarin (13 Januari) dengan Presiden Joko Widodo mendapatkan suntikan pertama vaksin dari China.
Upaya ini bertujuan untuk menjaga 181,5 juta orang, dengan yang pertama divaksinasi menerima vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech China, yang diotorisasi oleh Indonesia untuk penggunaan darurat pada hari Senin.
Dengan mengenakan kemeja putih dan menggunakan masker, presiden Jokowi melakukan vaksinasi di Istana Presiden. “Vaksinasi penting untuk memutus mata rantai penularan COVID-19 dan memberikan perlindungan kepada kita dan keselamatan bagi setiap masyarakat Indonesia serta membantu mempercepat pemulihan ekonomi,” kata Jokowi usai mendapat suntikan.
Beberapa pejabat lain yang divaksinasi memamerkan bekas suntikan mereka kepada wartawan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hampir 1,5 juta pekerja medis akan divaksin pada Februari, diikuti oleh pegawai negeri dan masyarakat umum dalam waktu 15 bulan.
Tidak seperti banyak negara, Indonesia bermaksud untuk member vaksin bagi penduduk yang bekerja terlebih dahulu, daripada orang tua, sebagian karena tidak memiliki cukup data dari uji klinis tentang kemanjuran CoronaVac pada orang tua.
Indonesia pada hari Selasa melaporkan rekor harian 302 kematian akibat virus corona, menjadikan angka kematian menjadi 24.645. Infeksinya mencapai puncaknya, rata-rata lebih dari 9.000 sehari, dengan total kasus 846.765.
Pemerintah telah mengatakan dua pertiga dari 270 juta penduduk harus divaksinasi untuk mencapai kekebalan dengan biaya program diharapkan lebih dari 74 triliun rupiah ($ 5,26 miliar).
Olivia Herlinda, seorang peneliti di Center for Strategic Development Initiatives Indonesia, mengatakan pihak berwenang belum memperhitungkan kemanjuran vaksin dan tingkat reproduksi virus untuk membenarkan fokus kekebalan kawanannya.
Ahli epidemiologi Masdalina Pane mengatakan, vaksin harus disertai dengan peningkatan pengujian dan penelusuran. Budi mengatakan pengujian dan penelusuran Indonesia perlu ditingkatkan, karena ada ketidakseimbangan dalam pengujian sumber daya di seluruh nusantara. Indonesia telah mengatakan uji coba menunjukkan CoronaVac memiliki tingkat kemanjuran 65,3%, tetapi peneliti Brasil mengatakan bahwa vaksin itu hanya efektif 50,4%.
Badan makanan dan obat-obatan Indonesia BPOM tidak segera menanggapi pernyataan tersebut. Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Bio Farma, perusahaan Indonesia yang terlibat dalam uji coba tersebut, mengatakan data Brasil masih di atas patokan 50% yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia.
Peneliti Turki mengatakan pada bulan Desember CoronaVac menunjukkan kemanjuran 91,25% berdasarkan analisis sementara. Indonesia mengharapkan untuk mendapatkan 122,5 juta dosis CoronaVac lagi pada Januari 2022, dengan sekitar 30 juta dosis akan jatuh tempo pada akhir kuartal pertama tahun ini. Ia juga telah mendapatkan hampir 330 juta dosis vaksin lain, termasuk dari AstraZeneca dan Pfizer dan mitranya BioNTech.