Foto: dr Reisa Broto Asmoro, tim komunikasi gugus tugas, bersama dr Achmad Yurianto juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona COVID-19 di Indonesia. Sumber siaran pers BNPB Senin (8/6/2020). Berita kompas.com
Covid-19 di Indonesia Kembali Meninggi, Simak Analisis Ahli Epidemiologi Kasus virus corona di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Melihat grafik penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret hingga Sabtu enam Juni 2020, terlihat ada sejumlah kenaikan tertinggi dengan angka mencapai lebih dari 900 kasus baru terkonfirmasi.
Misalnya pada 21 Mei 2020 dengan 973 kasus baru, dan kemarin Jumat (5/62020) dengan 993 kasus baru secara nasional. Atau pada awal-awal Juni, kasus baru harian juga cukup tinggi di angka 700-an. Jika melihat waktu terjadinya lonjakan kasus tersebut, kesemuanya tidak dalam waktu yang berurutan, setelah grafik meninggi terkadang turun dan relatif ada di kisaran yang sama selama beberapa waktu sebelum akhirnya kembali tinggi. Namun ada juga yang hanya jeda satu hari, grafik tinggi kasus baru kembali terlihat.
Dengan pola yang tidak bisa ditentukan ini, bukan tidak mungkin ke depan akan ada hari di mana jumlah kasus yang muncul akan kembali tinggi, bahkan melebihi yang sudah tercatat saat ini. Dari data tersebut, epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Riris Andono Ahmad menyebut ada sejumlah faktor yang memengaruhi naik turunnya grafik kasus baru Covid-19 di Indonesia.
“Kemungkinan hasil interaksi masyarakat yang meningkat selama Lebaran,” kata Riris, Minggu (7/6/2020). Momen Lebaran tentu berbeda dengan hari-hari sebelumnya yang banyak dihabiskan masyarakat di rumah saja dengan meminimalisir kegiatan di luar rumah. Meski sudah banyak yang membatalkan mudik dan memilih tinggal di rumah tanpa menerima tamu.
Namun, masih banyak juga masyarakat yang tetap menjalin silaturahmi saat hari Lebaran kemarin, meski lingkupnya lebih sempit. Peningkatan interaksi itu kemudian menimbulkan terjadinya peningkatan potensi paparan virus di tengah masyarakat dari satu orang ke orang lainnya. Mengapa kasus baru kembali meningkat Sabtu (6/6/2020) kemarin, disebutkan karena adanya masa inkubasi virus di dalam tubuh.
“Jadi, baru muncul saat ini setelah melewati masa inkubasi,” ujar Riris. Sementara itu, epidemiolog yang sedang pendidikan S3 di Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebut Indonesia memang masih berada di masa puncak pandemi Covid-19.
“Indonesia belum melewati puncak gelombang satunya. Terutama dalam hal ini Pulau Jawa. Pulau lain masih dalam tahap di awal kurva,” kata Dicky, Sabtu (6/6/2020). Hal itu dikatakan karena melihat tren kasus baru yang angkanya masih juga tinggi, bahkan meningkat hingga saat ini. Untuk itu, Dicky menyebut Indonesia membutuhkan strategi pengujian yang lebih masif dan efisien.
“Kita perlu strategi testing yang lebih masif, agresif, dengan hasil yang cepat hitungan jam. Kecepatan hasil ini akan memengaruhi banyak hal (misalnya) deteksi dini kasus. Sehingga cepat isolasi dan bila berstatus risiko jadi parah dapat ditangani sehingga mencegah kematian,” jelasnya.
Kecepatan hasil uji itu juga bisa mengurangi waktu tunggu atau rawat seorang pasien di rumah sakit, sehingga pelayanan untuk pasien yang lain akan berjalan dengan lebih efisien. (0l)