Foto diambil dari Detik.
Jaringan vaksin palsu di Indonesia telah digrebek oleh pihak kepolisian. Selain menangkap si pembuat vaksin palsu beserta para distributornya, kepolisian juga menangkap 20 tersangka lainnya termasuk bidan, dokter dan apoteker. Seperti yang dilansir dari Kompas, lima orang ditetapkan sebagai tersangka karena berperan sebagai distributor, tiga orang sebagai penjual, dua orang sebagai pengumpul botol bekas, satu orang pencetak label dan bungkus, satu orang bidan, dan dua orang dokter.
Akibat vaksin palsu tersebut, banyak orang tua yang dirugikan karena anaknya tak mendapatkan vaksin yang sebenarnya, sehingga membuat banyak anak jatuh sakit. Seperti salah satu korban yaitu Siti Halimah (40) yang mengaku anaknya kerap masuk rumah sakit usai mendapat vaksin dari Klinik Bidan Elly Novita di Ciracas. Seperti yang dilansir dari Detik, saat usia anaknya 10 bulan, anaknya sudah masuk rumah sakit karena panasnya tidak turun-turun. Sebentar sembuh, terus seminggu kemudian sakit panas lagi tiga hari, selama dua bulan begitu terus menerus.
Siti mengaku tidak mengetahui bila anaknya mendapat vaksin palsu. Dia baru mengetahui setelah Kementerian Kesehatan merilis data sejumlah rumah sakit dan klinik yang terdaftar sebagai pengguna vaksin palsu. Siti mengantar buah hatinya untuk vaksin ulang di RSU Kecamatan Ciracas. Siti pun melaporkan mengenai hal tersebut pada sebuah rumah sakit terdekat di daerahnya. Kemudian ada petugas yang mengunjungi rumahnya untuk meminta anaknya agar divaksin ulang.