Berawal dari maraknya bencana asap di Indonesia, mahasiswi Fakultas Teknik Elektro Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Erlina Wati Halim berinovasi menciptakan sebuah alat filtrasi asap yang unik.
Filter asap tersebut terdiri dari sebuah kotak yang menyerupai lemari kayu, dengan dua kipas angin (bekas exhaust fan rusak). Dua kipas angin tersebut berfungsi menyedot asap masuk ke dalam alat dan menghembuskan udara yang telah difiltrasi keluar dari alat, serta karbon aktif sebagai media filtrasinya.
Alat tersebut juga dilengkapi dengan sensor mq7 yang berfungsi untuk mendeteksi gas Karbon Monoksida (CO) dengan batasan konsentrasi yang bisa diatur untuk memfiltrasi asap.
Mahasiswa angkatan 2012 ini mengatakan, cara kerja alat tersebut cukup sederhana. Pertama-tama, alat yang memiliki panjang 60cm, lebar 40cm dan tinggi 1,2 meter ini disambungkan dengan aliran listrik.
Dalam proses filtrasi, karbon aktif yang berbentuk meyerupai kerikil arang tersebut berperan sangat penting dalam filtrasi asap. Setelah proses filtrasi, alat tersebut akan menghembuskan udara yang lebih bersih. Waktu yang dibutuhkan untuk proses filtrasi menyesuaikan kadar CO yang terdeteksi.
“Pada saat mendeteksi adanya asap dengan kadar CO mulai 50 PPM ke atas, alat akan secara otomatis melakukan filtrasi terhadap asap. Alat tersebut kemudian akan menyaring asap kotor masuk ke dalam melalui kipas angin, kemudian dilewatkan pada media fitrasi,” ujar perempuan kelahiran 21 November 1994 ini, Kamis (8/9/2016).
Saat uji coba, Erlina menggunakan batas aman maksimal 50 PPM untuk kadar CO. Angka tersebut di adaptasi dari batas aman yang digunakan ISPU (Index Standart Pencemaran Udara).
Andrew Joewono selaku dosen pembimbing mengatakan, karya Erlina ini memiliki kelebihan tidak ada efek samping karena menggunakan karbon aktif di dalamnya. Selain itu, meski tidak dijalankan tanpa sensor, alat tersebut tetap bisa menjalankan fungsinya sebagai penyaring asap.
Erlina membuat alat ini selama tiga bulan. Alat ciptaannya saat ini juga masih perlu untuk disempurnakan. Ia juga berharap alat ini bisa membantu penyelesaian beberapa bencana alam yang ada di Indonesia. (yw)