Sejumlah akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sukses membuat formula untuk pencegahan dan terapi radang gusi, dengan cara membuat beberapa alat khusus untuk melakukan tindakan preventif terhadap penyakit radang gusi.
Koordinator akademisi Unair Surabaya, Ernie Maduratna mengatakan, salah satu alat khusus tersebut adalah sikat gigi yang dapat menjadi indikator terhadap radang gusi dan terapi awal problem gusi berdarah.
“Sikat gigi ini bisa memberi terapi khusus sehingga gusi menjadi lebih kuat. Sikat gigi ini diformulasikan dengan teknik berputar dan teknik tusuk gigi,” ujarnya, Rabu (24/8/2016).
Ernie menambahkan, dengan cara ini, bakteri dan racun bisa ditahan agar tidak masuk ke dalam tubuh. Sebab, bila sampai masuk ke badan, ada potensi melakukan pengrusakan pada organ dalam.
Agar efeknya lebih optimal, dalam penggunaannya juga dilengkapi dengan obat kumur khusus yang terbuat dari Nigella Sativa. Larutan ini bisa menjadi penguat bagi sel gusi. “Tentu, komposisinya berbeda dengan larutan yang beredar di pasaran. Sebab, bahan yang digunakan memang khusus untuk pembenahan sel gusi,” jelas Ernie.
Bagaimana bila kondisi radang gusi sudah cukup parah? Tim ini sudah memiliki formula khusus berupa tetrasiklin gel. Gel ini dimasukkan ke sela-sela gigi dan gusi yang bermasalah. Sifatnya, anti-mikroba lokal, anti-inflamasi, dan anti-kolagenase.
Selain dibaluri gel, juga mesti minum obat anti-kolagenase. “Tapi, untuk pelaksanaan ini, harus dilakukan di dokter gigi. Tidak bisa dilakukan sendiri. Kalau menyikat gigi dan kumur-kumur kan, dapat dilakukan secara mandiri,” terang Ernie.
Tim ini juga membuat ramuan herbal dan alat laser khusus untuk penyembuhan gigi keropos yang disebabkan oleh radang gusi. Laser ini memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan versi impor dan harganya juga terjangkau.
“Di klinik atau rumah sakit biasanya pakai versi impor yang harganya mencapai Rp 15 juta. Punya kami, hanya di kisaran Rp 3 juta,” papar dosen yang menyelesaikan S1, S2, dan S3 di UNAIR ini.
Sementara itu, untuk obat herbal dibuat dari bahan klorofil ekstrak Moringa atau daun kelor. Secara umum, cara pengobatannya adalah dengan melumurkan herbal tersebut ke daerah yang akan diobati. Setelah itu, laser diarahkan pada titik tersebut.
Harga obat herbal ini pun terjangkau. Untuk tiga milliliter, harganya cukup Rp.10 ribu, atau selisih jauh dengan versi impor mencapai Rp 400 ribu. (yw)